Seperti mahasiswa semester 6 pada umumnya, gue juga melakukan yang namanya PKL atau kampus gue menyebutnya PL (Praktik Lapangan). Kegiatan belajar di luar jam kuliah ini tujuannya biar gue bisa tau kondisi nyata di lapangan dan hubungannya sama teori yang udah didapat di kuliah. Pemilihan lokasi PL sebenernya bebas, tapi gue milih di Bogasari karena cukup dekat dengan rumah (Bekasi-Cilincing lumayan lah ya), jadi gue gak perlu ngekos dan menambah beban orang tua buat bayar biaya kos selama PL. Singkat cerita gue mengambil topik PL “Produksi Bersih”, kalau mahasiswa yang kuliahnya berhubungan sama industri dan lingkungan pasti ngerti maksudnya, jadi semacam upaya pencegahan pembentukan limbah industri dan pemakaian sumberdaya secara efisien. Kabetulan proses produksi yang ada di Bogasari itu dari hulu ke hilir ada di satu tempat, jadi gue rasa bisa mencakup topik PL gue ini.
            Bogasari menerima peserta PL secara terbuka, asalkan kita gak telat mengajukan proposal, soalnya dalam sebulan kuota maksimalnya cuma 35 orang. PL di sini dimulai tiap tanggal pertama di bulan yang bersangkutan. Kalau gue ikut PL periode 1-31 Agustus 2017, jadi hari pertama gue masuk tanggal 1 Agustus. Jam kerja buat anak PKL di sini sama seperti jam kerja pegawai pabrik (bagian produksi) yaitu jam 08.00-16.00 WIB. Hari pertama diawali dengan kegiatan induksi, kegiatan pengenalan tentang profil umum bogasari, prosedur K3, sama sistem jaminan mutu, gak kalah pentingnya pembagian kelompok untuk hari selanjutnya. Kegiatan induksi ini diisi oleh Pak Gomez, Bapak dari departemen HRD yang memang mengurusi kami, anak-anak PKL. Bapak ini berperawakan gemuk dengan wajah khas Sumatera Utara, beliau orang yang cukup santai walaupun setiap kali gue telepon ke Bogasari waktu masih masa mencari tempat PL beliau gak pernah mau ngangkat, bahkan beberapa teman PKL yang sudah dulu masuk memanggil beliau dengan sebutan “Om” hahaha.
Di akhir kegiatan Pak Gomez membacakan dengan siapa kita akan bekerja dan di mana. Gue sekelompok dengan Lia mahasiswi Brawijaya, Mita dan Nung yang merupakan mahasiswi Universitas Mataram. Tempat kami PL di Mill wilayah 2. Mill adalah stasiun penggilingan gandum menjadi tepung terigu, Bogasari sendiri mempunyai lima wilayah Mill, wilayah satu sampai empat ada di pabrik Cilincing, sedangkan wilayah lima ada di Cibitung. Masing-masing mill mempunyai dua sampai empat bagian. Di mill gue sendiri ada empat bagian, yaitu mill K,L,D dan E, tapi fokus PL gue di mill K dan L. Kegiatan induksi selesai tepat jam empat sore, padahal gue berharap bisa pulang cepet. O iya, di hari pertama ini gue berangkat masih pake transportasi umum, kereta a.k.a Commuter line Jabodetabek, gue harus berangkat jam 4.45 dari rumah, itupun harus ngejar kereta ke Tj.Priok yang cuma ada jam 6.30. Bahkan gue baru nyampe rumah jam 8.30 malem di hari itu karena jalanan ibu kota yang macetnya Nauzubillah.
Hari kedua pun gue masih naik kereta, tapi dengan lebih handal, dan gue berhasil sampe Bogasari 45 menit lebih awal. Minggu pertama ini kegiatannya fieldtrip, jangan kalian kira pabrik Bogasari cuma sepetak dan prosesnya sederhana, butuh berhari-hari buat mengerti alur proses disini dan menghafal tempat-tempatnya. Di hari kedua ini gue dan teman-teman PKL mengunjungi departemen FMP (Fluor Mixing and Packing), bagian pabrik yang mengemas tepung ukuran ekonomis dan memproduksi tepung cepat saji (Chesa). Kesan pertama ketika gue masuk ke bagian ini adalah WANGI SUSU! Iya, tepung untuk produksi Chesa memang ditambah beberapa aditif seperti vanilla untuk membentuk karakteristiknya. Bangunan bagian ini terdiri dari delapan lantai, dan gue belajar dari bagian gedung paling tinggi, rasanya cukup berat buat gue yang punya bobot badan sedikit lebih ini :’) di lantai atas ada head silo, silo itu tempat penyimpanan sementara tepung, bentuknya silinder. Kebetulan di hari itu sedang ada pembersihan silo jadi gue bisa liat di dalamnya kaya gimana. Ya kaya gini


Setelah dari departemen FMP gue pergi ke bagian Export Section, bagian ini khusus menangani tepung-tepung untuk diekspor ke negara lain, misalnya Vietnam. Tepung untuk ekspor mempunyai standard mutu yang berbeda dengan tepung untuk konsumsi lokal, jadi pengemasannya dipisah. Hari kedua cukup melelahkan karna harus naik ke  lantai delapan tapi cukup ngebuka mata gue gimana sebenarnya kondisi di pabrik yang selama ini cuma gue denger dari cerita dosen di kelas. Hal yang paling gue seneng di hari kedua ini gue sampe rumah dua jam lebih awal dari sebelumnya karena gue berhasil naik mobil jemputan Bogasari. Alhamdulillah.
Berbeda dengan hari-hari sebelumnya dimana gue harus pergi ke stasiun, hari ketiga ini gue menunggu mobil jemputan di daerah Komsen, Jatiasih, Bekasi, tepat sebelum masuk pintu tol Jatiasih. Kalau dua hari kemarin gue berangkat jam 4.45 hari ini dengan bangga gue berangkat jam 6.00 haha, dan gue nyampe Bogasari satu jam lebih awal. Melanjutkan kegiatan fieldtrip yang sesungguhnya, di hari ketiga gue dan teman-teman mengunjungi departemen Pellet Silo dan Jetty A, Pellet Silo adalah tempat penyimpanan pellet sementara (produk samping, berupa bran dan pollard gandum yang biasanya digunakan untuk pakan ternak) sementara Jetty A adalah dermaga khusus untuk mengangkut pellet ke dalam kapal. Pellet yang diproduksi Bogasari juga diekspor ke beberapa negara, kalau di dalam negeri sendiri dipakai sama Japfa dan pakan-pakan sapi buat susu Indomilk. Silo buat pellet lebih tinggi dari silo yang ada di departemen FMP, letaknya juga di luar ruangan. Seperti ini penampakannya
Pellet Silo

Pellet yang udah disimpan di silo akan dikeluarkan kalau ada mobil truk atau kapal penjemput pellet. Pellet ini dijualnya secara curah, jadi pellet akan disalurkan melalui conveyor ke Jetty kemudian dimasukkan ke dalam kapal. O iya, semua proses di Bogasari sebagian besar sudah otomatis, jadi sedikit sekali campur  tangan manusia di produknya. Nah di Jetty ini ada dua neuero (menara tempat pellet keluar), sebenarnya pada awal berdirinya Bogasari, Jetty A juga dipakai untuk mengangkut gandum, tapi karena dasar laut Jakarta yang semakin tinggi kapal-kapal pembawa gandum itu gak bisa lagi bersandar di Jetty A. Kita anak-anak PKL diajak naik ke atas neuero, walaupun agak ngeri tapi gue cukup menikmati pemandangan ini, walaupun laut Jakarta gak ada jernih-jernihnya, tapi gue seneng bisa liat kapal asing berlalu lalang di laut yang deket banget sama tempat gue berdiri. Sungguh sesederhana itu bahagiaku :’) Hari ketiga ini makin menyenangkan ketika di Pellet A kita dijelasin sama Kak Ardi, hmm usianya beda 5 tahun, kakak ini lagi training di Bogasari dan sedang menunggu untuk ditempatkan menjadi kepala seksi (kasi), tampangnya cukup tegas, dan gak ngebosenin buat diliat wkwk jadi bisa nangkep materi lebih cepat hehehe. Ini nih pemandangan dari atas neuero.
It’s Friday, hari Jumat, hari keempat gue PKL di Bogasari. Hari keempat ini gue pergi ke Jetty B dan Wheat Silo. Jetty B itu adalah dermaga tempat unloading (penerimaan) gandum dari kapal untuk dikirim ke silo gandum (wheat silo). Ukuran jetty B lebih besar dari jetty A dan lebih dekat dengan laut lepas. Foto yang gue pakai di bagian paling atas itu diambil di bagian ini. Neuero yang ada di jetty ini juga lebih besar dan lebih tinggi, gue cuma berani naik sampai lantai ketiga, karna tangga yang kita naikin itu terbuat dari besi berongga, jadi ketika naik, lo bisa liat dalamnya laut di bawah kaki lo. Jetty B juga jaraknya paling jauh dari bagian pabriknya, bahkan gue dan temen-temen harus naik mobil salah satu karyawan dulu untuk sampe kesana. Sayangnya waktu kita kesana gak ada kapal pengangkut gandum yang bersandar, jadi kita gak bisa liat proses unloadingnya secara langsung. Menurut bapak yang menjelaskan waktu itu, lebih seru ketika kita bisa melihat kapal, konon palka (gudang tempat penyimpan gandum di kapal/perut kapal) bisa dipake buat konser saking besarnya. Bogasari memiliki beberapa kapal yang memang dipakai untuk mengangkut gandum, utamanya dari Kanada, Australia, dan Amerika, tapi mereka lebih sering menyewa kapal, jadi ABK (anak buah kapal) banyak yang bule. Sayang seribu saying gak bisa lihat kapal, gagal main titanic-titanic-an.
Sementara silo gandum letaknya bersebelahan sama silo pellet, jadi kalau berdiri di antara dua silo itu kaya berdiri di antara dua gedung pencakar langit. Silo gandum lebih tinggi, lebih banyak, dan lebih kokoh. Di sini kita juga diajak naik oleh Pak Bekti, pembimbing lapangan kita hari itu, tapi naiknya pakai lift khusus barang, gak pakai tangga karena pasti gak bakal ada yang kuat haha. Tingginya silo gandum ini mencapai 220 meter, ketika sampe di atas gue ngeliat ke bawah kaya ngeliat rumah-rumahan monopoli, kecil-kecil dan padat. Menurut gue hari paling menyenangkan selama seminggu itu, ya hari jumat ini, lebih seru. Gue juga gak menyia-nyiakan kamera hp buat mengabadikan momen ini, buat diupdate juga di snapgram ehehe

             
Last day in this week, Saturday. Di hari kelima ini gue mengunjungi departemen FSBP (Fluor Silo and Bulk Packaging), bagian pabrik yang menangani penyimpanan sementara tepung dan pengemasan tepung ukuran 25kg dan tepung curah untuk industri. Bedanya dengan departemen FMP, departemen ini punya mesin yang lebih besar dengan kapasitas yang lebih besar pula. Kalau di FMP masih banyak tenaga kerja yang membantu proses pengemasan, kalau di departemen ini lebih sedikit. Bahkan ada mesin yang bisa ngambil karung, nuangin terigu, ngejait karungnya sekaligus, dan semua mesin itu dikontrol cuma dari layar berukuran 14 inch yang ada di samping mesin, hebat nian yang bikin mesin dan kodingan sistemnya. Di departemen ini gue juga ngeliat proses penggudangan tepung-tepung yang udah dikemas. Sama seperti hari-hari sebelumnya, tetep naik-naik tangga, kali ini sampai ke lantai delapan. Silo tepung ada di dalam ruangan, jadi ketika ada di lantai paling atas itu udaranya panas banget, apalagi mesin terusan dari silo sebelum sampai ke bagian pengemasan punya intensitas suara yang cukup tinggi, sekitar 90db, jadi cukup pengang, tapi kita dikasih ear plug kok sama Bogasrinya, ya Cuma sedikit budek aja paling. Berbeda dengan hari sebelumnya yang pulang jam 16.00, di hari ini gue pulang lebih cepet yaitu jam 14.00, tapi kenyataannya gue tetep nyampe rumah jam 17.00 karna gue naik busway dan macet di tol Bekasi Barat. Bekasi oh Bekasi.

Makanan empat sehat enam lebih komplit

           Sejauh ini PL di Bogasari mengasyikan sih, kita bener-bener dijelasin sedetail mungkin, bahkan pembimbing lapangannya juga mancing-mancing kita buat nanya. Setiap jam istirahat pun kita dapet makan empat sehat lima sempurna, lengkap pake susu sama buah dingin, buat anak kosan kaya gue itu nikmat Tuhan yang tidak bisa didustakan :’) sekalian perbaikan gizi juga disini. Walaupun gak dibayar tapi menurut gue cara mereka melayani anak-anak PKL disini patut diajungi jempol, tapi lo harus siap jalan jauh dan mau naik-naik tangga kalo PKL disini.  Fieldtrip minggu ini selesai, dan gue gak sabar masuk departemen Mill di hari senin nanti. See you!