Unilever Business Week (UFLP Go To Market Selection Process) 2018

/ Mei 02, 2020
Assalamualaikum, Hi All!

Di post kali ini aku mau sharing tentang pengalamanku mengikuti seleksi UFLP tahun 2018. UFLP atau Unilever Future Leader Program adalah program Management Trainee milik PT Unilever Indonesia yang lamanya sekitar 3 tahun. UFLP jadi salah satu program MT yang paling diidam-idamkan (bahkan aku udah ngidam dari masih semester 6), kenapa? Selain dimiliki oleh salah satu perusahaan multinasional terbesar di Indonesia, programnya juga benar-benar mengembangkan potensi kandidat-kandidatnya, sehingga di luar sana jebolan UFLP ini sangat bernilai. Benefitnya juga gak usah ditanya hehe

Pengalamanku ikut seleksi UFLP dimulai waktu aku masih tingkat akhir sekitar bulan Juli 2018. Di tahun itu, informasi pembukaan pendaftaran UFLP belum se-open sekarang, masih terbatas ke beberapa universitas. Aku mendapat informasi dari jarkoman di grup yang asalnya dari Direktorat Karir dan Pengembangan di kampusku. Saat itu aku sama sekali belum mendaftar pekerjaan ke manapun (jangan ditiru ya adik-adik, ini contoh yang tidak baik) karena penelitianku masih butuh 2-3 kali ulangan, dan itu cukup lama. Tapi waktu aku baca informasi UFLP ini, aku tergerak pengen daftar. Akhirnya aku apply dengan perasaan nothing to lose.

Proses pendaftarannya cukup simple, via link typeform dan kita tinggal isi kuisioner yang disediakan. Pertanyaannya seputar biodata (nama, kontak, background jurusan, IPK), pengalaman organisasi/leadership, pengalaman kerja, tanggal/perkiraan lulus, dan terakhir upload resume. Setelah isi form online ini kita akan dapet email kalau kita kita sudah berhasil daftar. Dua minggu kemudian di tanggal 16 Agustus, aku dapet email kalau aku lolos seleksi berkas. Email pemberitahuannya seperti berikut


Kebetulan networking lunch nya diadain di deket kampusku. Selain aku, ada 2 orang teman sejurusanku yang juga lolos ke tahap ini. Hal pertama yang dilakukan saat sampe di tempat networking lunch, aku diminta isi absen dan nulis namaku di label tom&jerry yang putih itu. Label nama ini ditempel di dada terus satu per satu kandidat di foto sama Mba HR nya. Dari list absen, aku lihat ada 21 orang yang seharusnya ikut networking lunch ini. Setelah kenalan dengan kandidat lain, ternyata mayoritas adalah anak-anak dari kampusku. Lalu prosesnya seperti apa?

Ada 3 meja yang di booking oleh Unilever di tempat makan itu. Satu meja diisi sama 7 kandidat, tapi di mejaku (meja 2) ada satu kandidat yang gak hadir. Acara diawali sama perkenalan oleh pihak HR, penjelasan program, dan seperti apa tahapan seleksi selanjutnya. Setelah itu ada 2 assessor yang ke meja kita, lalu kita kenalan dengan format nama, asal universitas, dan kalau kamu diminta jadi salah satu brand Unilever kamu mau jadi apa dan kenapa. Jawabanku: pengen jadi Pepsodent supaya bisa bikin orang lain percaya diri untuk tersenyum *EA. Habis kenalan, sesi selanjutnya makan siang, makan siangnya udah dibayarin sama Unilever dengan menu yang macem-macem, Alhamdulillah. Selama makan siang itu ada assessor yang duduk di meja kita sambil ngobrol tentang pengalaman mereka selama kerja di Unilever dan lain-lain. Menurutku sih waktu makan siang ini kita udah mulai dilirik-lirik sama assessor. Selanjutnya adalah sesi inti, sesi di mana kita paling diliat.

Prosesnya seperti interview hanya lebih informal, setiap meja akan diisi sama 3 assessor, 3 assessor ini akan rolling ke meja lainnya setelah 15-20 menit, jadi total ada 3 assessor yang akan ketemu kita. Di mejaku jumlah orangnya genap, jadi 1 assessor akan nanya ke 2 orang dalam waktu yang sama. Menurutku di tahap ini tempat duduk kalian bener-bener menentukan, kalau duduk sama orang-orang yang dominan kita harus lebih fight, sebaliknya kalau duduk sama orang yang cenderung diam, bisa jadi kita yang terlihat dominan. Apa jadi dominan itu salah? Engga, selama dominannya itu berkonten. Aku Alhamdulillah dapet temen sebangku yang sangat kooperatif jadi aku ngerasa sesi interview itu jadinya lebih kaya diskusi dibanding sekedar tanya jawab. Oiya di mejaku sesi ini full in Bahasa, di meja 3 juga, tapi di meja 1 full Inggris.  Pertanyaan-pertanyaan yang assessor ajukan selama sesi ini sebenarnya pertanyaan yang relatif, bukan kaya study case. Beberapa pertanyaan yang masih aku inget itu: 
- Menurutmu kelemahan Unilever itu apa sih?
- Menurutmu bisnis yang sustainable itu gimana sih?
- Kenapa kamu pengen terjun ke dunia marketing? Apa pernah ada ada pengalaman marketing sebelumnya?
Menurutku saat sesi ini kita bener-bener harus be yourself, jangan jaim, apalagi terlalu melebih-lebihkan. Selanjutnya acara penutupan oleh HR dan foto bareng. HR nya bilang kalau pengumuman ke tahap selanjutnya itu paling lambat seminggu kemudian.

Keesokan harinya, siang-siang aku dapet email, sebetulnya setelah pulang networking lunch itu aku udah hopeless banget, karena lihat kandidat lain bener-bener outstanding semua, tapi pas aku buka emailnya ternyata aku lolos ke tahap selanjutnya. Aku yang baru bangun siang agak gak percaya karena bisa lolos dan pengumumannya secepat itu. Aku tanya temen sejurusanku yang lain, sayangnya mereka gak lolos. Beberapa hari kemudian aku tau dari sesi networking lunchku ada 8 orang yang lolos ke Unilever Business Week (UBW). Empat orang dari meja aku (aku dan partner interviewku lolos), dua orang dari meja 1, dan dua orang lagi dari meja 3. 

UBW itu adalah proses terakhir dalam seleksi UFLP dan diadain selama tiga hari di Learning Centre Unilever di Mega mendung Puncak. Untuk UFLP GtM tahun 2018 ada 2 batch UBW (aku masuk di batch kedua). Setiap batch ada 30 kandidat yang ikut. Batchku sendiri waktu itu UBW nya berlangsung selama 4 hari 3 malam (Senin - Kamis) karena hari Selasa nya tanggal merah. Hari pertama semua kandidat kumpul di Grha Unilever sebagai meeting point dari jam 8 pagi. Grha Unilever ini adalah Head Officenya Unilever Indonesia yang kantornya keren banget dan fasilitasnya lengkap. Di sini aku bisa lihat kandidat-kandidat yang lolos ke tahap ini bener-bener manusia outstanding di universitasnya, bukan cuma universitas di Indonesia tapi ada juga beberapa kandidat yang merupaka lulusan luar. Kandidat yang tinggalnya di luar Jabodetabek semua akomodasinya ditanggung Unilever dan mereka udah disediain hotel di hari sebelumnya.

Dari pagi hingga siang acara diisi oleh seminar seputar customer development dan marketing di Unilever serta games yang tujuannya supaya semua kandidat kenal satu sama lain. Acara dilanjutkan dengan lunch dan office tour Lt.1. Setelah office tour, kita diminta bawa semua perlengkapan kita dan masuk ke bis untuk  melanjutkan sesi berikutnya yaitu market visit. Ada beberapa bis yang digunakan dan setiap bis akan pergi ke salah satu customer modern trade Unilever. Bisku pergi ke Giant BSD waktu itu. Di sana kita belajar tentang customer development, gimana tim CD membangun relasi dengan retail, gimana mereka mengatur strategi diskon, gimana mereka mengatur tampilan gondola, dan lain-lain. Setelah dari customer, bis selanjutnya pergi ke confess Walls. Confess itu seperti distribution centre khusus ice cream. Seingetku Unilever punya 2 sistem distribusi, ada yang cold dan dry, cold ini yang dipake untuk ice cream. Di confess kita diterangin gimana sistem distribusi ice cream dan kulkasnya dari DC sampai ke outlet, lihat gudang ice creamnya, dan lain-lain. Di hari pertama ini memang belum ada penilaian tetapi sangat berkesan karena banyak ilmu-ilmu baru yang aku dapet.

Setelah dari confess, bis selanjutnya berangkat ke Learning Centre nya Unilever. Setibanya di Learning Centre, kita dibagi kamar, ada kandidat yang tidur sendiri, ada juga yang berdua, tentu perempuan dan laki-laki dipisah. Setelah dinner, acaranya bebas, ada kandidat yang karaoke-an, ada yang ngemil sambil ngobrol, makin larut makin banyak yang mulai masuk kamar masing-masing dan tidur. Fasilitas di Learning Centre ini sangat lengkap, untuk keperluan pribadi kaya sabun, sikat gigi, shampo, bahkan handuk udah disediain di setiap kamar. Makanan yang disediain juga enak dan bergizi, makan 3 kali sehari, snack pagi menjelang siang, snack sore menjelang malem. Ada mesin kopi, kulkas yang selalu diisi sama susu dan buavita, ada kulkas walls yang ice cream nya selalu diisi ulang tiap hari dan bisa diambil semau kita, kolam renang, dan tempat fitness. Hari kedua, karena tanggal merah gak ada sesi penilaian dan acaranya bebas. Tapi pagi harinya, kita sempet dapet seminar dari Bu Irma Erinda tentang gimana bisa maksimalin potensi kita dengan liat kepribadian kita berdasarkan teori kepribadian DISC. Siangnya ada beberapa kandidat yang belajar bareng buat persiapan hari ketiga, ada yang karoke-an, main ke curug di deket learning centre, pokoknya macem-macem. Dari hari pertama, kita emang udah dikasih tau proses seleksi di learning centre itu nanti seperti apa, jadi di hari Selasa bisa mulai siap-siap.

Proses pertama di hari ketiga adalah excel test. Excel testnya ini diadain di auditorium, jadi serempak ngerjainnya. Kita dikasih 3 lembar soal yang isinya deskripsi, data, dan masalahnya, lalu di lembar terakhir ada 3 pertanyaan yang harus kita cari jawabannya pake formula di excel. Kalau engga salah waktu itu soalnya kaya forecast sales dan yang kita hitung di excel berapa perkiraan sales di periode selanjutnya. Setelah excel test proses selanjutnya adalah fgd, kita dibagi ke 6 grup, satu grup ada 5 orang. Lalu kita dapet soal study case dan kita diminta diskusiin problem solving secara grup. Setiap grup disediain 1 ruangan yang ada meja besarnya buat tempat diskusi. FGD nya dalam bahasa indonesia, meskipun casenya bahasa inggris. Assessor akan masuk ke ruangan dan menilai kita tapi kita diminta ngehiaruin assessor. Jadi seakan-akan kita diskusi aja sama temen tanpa ngerasa lagi dinilai. Durasi fgd sekitar 3 jam dan hasilnya dikumpulin dalam bentuk ppt. Seingetku FGD termasuk ppt nya selesai itu waktunya dari jam 9 sampai jam 12. Study casenya masih seputar strategi marketing, ada data sales yang disediain, ada masalah, dan beberapa peluang yang bisa kita pake, kita juga boleh ambil data tambahan dari sumber lain yang bisa mendukung ide kita, dan sebisa mungkin idenya itu feasible.

Setelah lunch, sesi selanjutnya ada presentasi grup dan pastinya dalam bahasa Inggris. Setiap grup mempresentasikan hasil diskusinya di depan board director Unilever (ada sekitar 20-30 assessor disini). Tentu ada sesi tanya jawabnya juga, kadang assessor juga menunjuk orang untuk menjawab. Malam harinya setelah dinner, kita dikumpulin  di ruang utama dan dikasih tau pengumumannya siapa aja yang lolos ke tahap selanjutnya. Jadi di UBW ini dari hari kedua ke hari ketiga ada proses filternya, kandidat yang lolos di hari kedua akan ngelanjutin proses seleksi ke hari ketiga, sementara yang nggak lolos tetep stay di learning centre dan mendapat feedback dari HR. Di batchku yang lolos ke hari ketiga ini ada 14 orang. Mereka yang 14 orang ini dapet study case lagi yang harus dikerjain malem itu juga dan dikerjain sendiri-sendiri.  Di hari berikutnya mereka akan presentasi gagasan mereka sendiri-sendiri juga. Sayangnya aku bukan termasuk kandidat yang lolos hehe. Di akhir hari ketiga, malam harinya, tim HR dan board director mengumumkan hasil finalnya dan dari sini ada 7 orang yang berhasil lolos UFLP.

Meskipun perjalananku hanya sampai hari kedua, tapi banyak banget pelajaran yang bisa aku ambil dari proses ini, seperti kita harus berani speak up, kalau mau mengungkapkan pendapat akan lebih baik jika based on data, fokus selama diskusi, belajar menghargai dan mengungkapkan pendapat kalian dengan proper meskipun itu bertentangan dengan partner kalian, dan banyak lagi. Dari sesi feedback dengan HR aku juga jadi tau kelemahanku dan apa aja yang bisa jadi potensiku kedepannya. Oiya dari UBW ini ada beberapa kandidat juga yang ditawarin untuk ikut program internshipnya Unilever (ULIP), ada juga 1 orang yang langsung di direct hire untuk jadi assistant manager. Kalau aku kebetulan di bulan Desember dikontak lagi untuk interview ULIP tapi di bagian Supply Chain dan Alhamdulillah aku berkesempatan ikut ULIP.

Sekian pengalamanku~
Tipsku untuk teman-teman yang mau mencoba UFLP adalah really prepare yourself, pray hard, do the best and GOOD LUCK ;) 
Assalamualaikum, Hi All!

Di post kali ini aku mau sharing tentang pengalamanku mengikuti seleksi UFLP tahun 2018. UFLP atau Unilever Future Leader Program adalah program Management Trainee milik PT Unilever Indonesia yang lamanya sekitar 3 tahun. UFLP jadi salah satu program MT yang paling diidam-idamkan (bahkan aku udah ngidam dari masih semester 6), kenapa? Selain dimiliki oleh salah satu perusahaan multinasional terbesar di Indonesia, programnya juga benar-benar mengembangkan potensi kandidat-kandidatnya, sehingga di luar sana jebolan UFLP ini sangat bernilai. Benefitnya juga gak usah ditanya hehe

Pengalamanku ikut seleksi UFLP dimulai waktu aku masih tingkat akhir sekitar bulan Juli 2018. Di tahun itu, informasi pembukaan pendaftaran UFLP belum se-open sekarang, masih terbatas ke beberapa universitas. Aku mendapat informasi dari jarkoman di grup yang asalnya dari Direktorat Karir dan Pengembangan di kampusku. Saat itu aku sama sekali belum mendaftar pekerjaan ke manapun (jangan ditiru ya adik-adik, ini contoh yang tidak baik) karena penelitianku masih butuh 2-3 kali ulangan, dan itu cukup lama. Tapi waktu aku baca informasi UFLP ini, aku tergerak pengen daftar. Akhirnya aku apply dengan perasaan nothing to lose.

Proses pendaftarannya cukup simple, via link typeform dan kita tinggal isi kuisioner yang disediakan. Pertanyaannya seputar biodata (nama, kontak, background jurusan, IPK), pengalaman organisasi/leadership, pengalaman kerja, tanggal/perkiraan lulus, dan terakhir upload resume. Setelah isi form online ini kita akan dapet email kalau kita kita sudah berhasil daftar. Dua minggu kemudian di tanggal 16 Agustus, aku dapet email kalau aku lolos seleksi berkas. Email pemberitahuannya seperti berikut


Kebetulan networking lunch nya diadain di deket kampusku. Selain aku, ada 2 orang teman sejurusanku yang juga lolos ke tahap ini. Hal pertama yang dilakukan saat sampe di tempat networking lunch, aku diminta isi absen dan nulis namaku di label tom&jerry yang putih itu. Label nama ini ditempel di dada terus satu per satu kandidat di foto sama Mba HR nya. Dari list absen, aku lihat ada 21 orang yang seharusnya ikut networking lunch ini. Setelah kenalan dengan kandidat lain, ternyata mayoritas adalah anak-anak dari kampusku. Lalu prosesnya seperti apa?

Ada 3 meja yang di booking oleh Unilever di tempat makan itu. Satu meja diisi sama 7 kandidat, tapi di mejaku (meja 2) ada satu kandidat yang gak hadir. Acara diawali sama perkenalan oleh pihak HR, penjelasan program, dan seperti apa tahapan seleksi selanjutnya. Setelah itu ada 2 assessor yang ke meja kita, lalu kita kenalan dengan format nama, asal universitas, dan kalau kamu diminta jadi salah satu brand Unilever kamu mau jadi apa dan kenapa. Jawabanku: pengen jadi Pepsodent supaya bisa bikin orang lain percaya diri untuk tersenyum *EA. Habis kenalan, sesi selanjutnya makan siang, makan siangnya udah dibayarin sama Unilever dengan menu yang macem-macem, Alhamdulillah. Selama makan siang itu ada assessor yang duduk di meja kita sambil ngobrol tentang pengalaman mereka selama kerja di Unilever dan lain-lain. Menurutku sih waktu makan siang ini kita udah mulai dilirik-lirik sama assessor. Selanjutnya adalah sesi inti, sesi di mana kita paling diliat.

Prosesnya seperti interview hanya lebih informal, setiap meja akan diisi sama 3 assessor, 3 assessor ini akan rolling ke meja lainnya setelah 15-20 menit, jadi total ada 3 assessor yang akan ketemu kita. Di mejaku jumlah orangnya genap, jadi 1 assessor akan nanya ke 2 orang dalam waktu yang sama. Menurutku di tahap ini tempat duduk kalian bener-bener menentukan, kalau duduk sama orang-orang yang dominan kita harus lebih fight, sebaliknya kalau duduk sama orang yang cenderung diam, bisa jadi kita yang terlihat dominan. Apa jadi dominan itu salah? Engga, selama dominannya itu berkonten. Aku Alhamdulillah dapet temen sebangku yang sangat kooperatif jadi aku ngerasa sesi interview itu jadinya lebih kaya diskusi dibanding sekedar tanya jawab. Oiya di mejaku sesi ini full in Bahasa, di meja 3 juga, tapi di meja 1 full Inggris.  Pertanyaan-pertanyaan yang assessor ajukan selama sesi ini sebenarnya pertanyaan yang relatif, bukan kaya study case. Beberapa pertanyaan yang masih aku inget itu: 
- Menurutmu kelemahan Unilever itu apa sih?
- Menurutmu bisnis yang sustainable itu gimana sih?
- Kenapa kamu pengen terjun ke dunia marketing? Apa pernah ada ada pengalaman marketing sebelumnya?
Menurutku saat sesi ini kita bener-bener harus be yourself, jangan jaim, apalagi terlalu melebih-lebihkan. Selanjutnya acara penutupan oleh HR dan foto bareng. HR nya bilang kalau pengumuman ke tahap selanjutnya itu paling lambat seminggu kemudian.

Keesokan harinya, siang-siang aku dapet email, sebetulnya setelah pulang networking lunch itu aku udah hopeless banget, karena lihat kandidat lain bener-bener outstanding semua, tapi pas aku buka emailnya ternyata aku lolos ke tahap selanjutnya. Aku yang baru bangun siang agak gak percaya karena bisa lolos dan pengumumannya secepat itu. Aku tanya temen sejurusanku yang lain, sayangnya mereka gak lolos. Beberapa hari kemudian aku tau dari sesi networking lunchku ada 8 orang yang lolos ke Unilever Business Week (UBW). Empat orang dari meja aku (aku dan partner interviewku lolos), dua orang dari meja 1, dan dua orang lagi dari meja 3. 

UBW itu adalah proses terakhir dalam seleksi UFLP dan diadain selama tiga hari di Learning Centre Unilever di Mega mendung Puncak. Untuk UFLP GtM tahun 2018 ada 2 batch UBW (aku masuk di batch kedua). Setiap batch ada 30 kandidat yang ikut. Batchku sendiri waktu itu UBW nya berlangsung selama 4 hari 3 malam (Senin - Kamis) karena hari Selasa nya tanggal merah. Hari pertama semua kandidat kumpul di Grha Unilever sebagai meeting point dari jam 8 pagi. Grha Unilever ini adalah Head Officenya Unilever Indonesia yang kantornya keren banget dan fasilitasnya lengkap. Di sini aku bisa lihat kandidat-kandidat yang lolos ke tahap ini bener-bener manusia outstanding di universitasnya, bukan cuma universitas di Indonesia tapi ada juga beberapa kandidat yang merupaka lulusan luar. Kandidat yang tinggalnya di luar Jabodetabek semua akomodasinya ditanggung Unilever dan mereka udah disediain hotel di hari sebelumnya.

Dari pagi hingga siang acara diisi oleh seminar seputar customer development dan marketing di Unilever serta games yang tujuannya supaya semua kandidat kenal satu sama lain. Acara dilanjutkan dengan lunch dan office tour Lt.1. Setelah office tour, kita diminta bawa semua perlengkapan kita dan masuk ke bis untuk  melanjutkan sesi berikutnya yaitu market visit. Ada beberapa bis yang digunakan dan setiap bis akan pergi ke salah satu customer modern trade Unilever. Bisku pergi ke Giant BSD waktu itu. Di sana kita belajar tentang customer development, gimana tim CD membangun relasi dengan retail, gimana mereka mengatur strategi diskon, gimana mereka mengatur tampilan gondola, dan lain-lain. Setelah dari customer, bis selanjutnya pergi ke confess Walls. Confess itu seperti distribution centre khusus ice cream. Seingetku Unilever punya 2 sistem distribusi, ada yang cold dan dry, cold ini yang dipake untuk ice cream. Di confess kita diterangin gimana sistem distribusi ice cream dan kulkasnya dari DC sampai ke outlet, lihat gudang ice creamnya, dan lain-lain. Di hari pertama ini memang belum ada penilaian tetapi sangat berkesan karena banyak ilmu-ilmu baru yang aku dapet.

Setelah dari confess, bis selanjutnya berangkat ke Learning Centre nya Unilever. Setibanya di Learning Centre, kita dibagi kamar, ada kandidat yang tidur sendiri, ada juga yang berdua, tentu perempuan dan laki-laki dipisah. Setelah dinner, acaranya bebas, ada kandidat yang karaoke-an, ada yang ngemil sambil ngobrol, makin larut makin banyak yang mulai masuk kamar masing-masing dan tidur. Fasilitas di Learning Centre ini sangat lengkap, untuk keperluan pribadi kaya sabun, sikat gigi, shampo, bahkan handuk udah disediain di setiap kamar. Makanan yang disediain juga enak dan bergizi, makan 3 kali sehari, snack pagi menjelang siang, snack sore menjelang malem. Ada mesin kopi, kulkas yang selalu diisi sama susu dan buavita, ada kulkas walls yang ice cream nya selalu diisi ulang tiap hari dan bisa diambil semau kita, kolam renang, dan tempat fitness. Hari kedua, karena tanggal merah gak ada sesi penilaian dan acaranya bebas. Tapi pagi harinya, kita sempet dapet seminar dari Bu Irma Erinda tentang gimana bisa maksimalin potensi kita dengan liat kepribadian kita berdasarkan teori kepribadian DISC. Siangnya ada beberapa kandidat yang belajar bareng buat persiapan hari ketiga, ada yang karoke-an, main ke curug di deket learning centre, pokoknya macem-macem. Dari hari pertama, kita emang udah dikasih tau proses seleksi di learning centre itu nanti seperti apa, jadi di hari Selasa bisa mulai siap-siap.

Proses pertama di hari ketiga adalah excel test. Excel testnya ini diadain di auditorium, jadi serempak ngerjainnya. Kita dikasih 3 lembar soal yang isinya deskripsi, data, dan masalahnya, lalu di lembar terakhir ada 3 pertanyaan yang harus kita cari jawabannya pake formula di excel. Kalau engga salah waktu itu soalnya kaya forecast sales dan yang kita hitung di excel berapa perkiraan sales di periode selanjutnya. Setelah excel test proses selanjutnya adalah fgd, kita dibagi ke 6 grup, satu grup ada 5 orang. Lalu kita dapet soal study case dan kita diminta diskusiin problem solving secara grup. Setiap grup disediain 1 ruangan yang ada meja besarnya buat tempat diskusi. FGD nya dalam bahasa indonesia, meskipun casenya bahasa inggris. Assessor akan masuk ke ruangan dan menilai kita tapi kita diminta ngehiaruin assessor. Jadi seakan-akan kita diskusi aja sama temen tanpa ngerasa lagi dinilai. Durasi fgd sekitar 3 jam dan hasilnya dikumpulin dalam bentuk ppt. Seingetku FGD termasuk ppt nya selesai itu waktunya dari jam 9 sampai jam 12. Study casenya masih seputar strategi marketing, ada data sales yang disediain, ada masalah, dan beberapa peluang yang bisa kita pake, kita juga boleh ambil data tambahan dari sumber lain yang bisa mendukung ide kita, dan sebisa mungkin idenya itu feasible.

Setelah lunch, sesi selanjutnya ada presentasi grup dan pastinya dalam bahasa Inggris. Setiap grup mempresentasikan hasil diskusinya di depan board director Unilever (ada sekitar 20-30 assessor disini). Tentu ada sesi tanya jawabnya juga, kadang assessor juga menunjuk orang untuk menjawab. Malam harinya setelah dinner, kita dikumpulin  di ruang utama dan dikasih tau pengumumannya siapa aja yang lolos ke tahap selanjutnya. Jadi di UBW ini dari hari kedua ke hari ketiga ada proses filternya, kandidat yang lolos di hari kedua akan ngelanjutin proses seleksi ke hari ketiga, sementara yang nggak lolos tetep stay di learning centre dan mendapat feedback dari HR. Di batchku yang lolos ke hari ketiga ini ada 14 orang. Mereka yang 14 orang ini dapet study case lagi yang harus dikerjain malem itu juga dan dikerjain sendiri-sendiri.  Di hari berikutnya mereka akan presentasi gagasan mereka sendiri-sendiri juga. Sayangnya aku bukan termasuk kandidat yang lolos hehe. Di akhir hari ketiga, malam harinya, tim HR dan board director mengumumkan hasil finalnya dan dari sini ada 7 orang yang berhasil lolos UFLP.

Meskipun perjalananku hanya sampai hari kedua, tapi banyak banget pelajaran yang bisa aku ambil dari proses ini, seperti kita harus berani speak up, kalau mau mengungkapkan pendapat akan lebih baik jika based on data, fokus selama diskusi, belajar menghargai dan mengungkapkan pendapat kalian dengan proper meskipun itu bertentangan dengan partner kalian, dan banyak lagi. Dari sesi feedback dengan HR aku juga jadi tau kelemahanku dan apa aja yang bisa jadi potensiku kedepannya. Oiya dari UBW ini ada beberapa kandidat juga yang ditawarin untuk ikut program internshipnya Unilever (ULIP), ada juga 1 orang yang langsung di direct hire untuk jadi assistant manager. Kalau aku kebetulan di bulan Desember dikontak lagi untuk interview ULIP tapi di bagian Supply Chain dan Alhamdulillah aku berkesempatan ikut ULIP.

Sekian pengalamanku~
Tipsku untuk teman-teman yang mau mencoba UFLP adalah really prepare yourself, pray hard, do the best and GOOD LUCK ;) 
Continue Reading

Honestly, I’ve been graduated since December 2018 ago. In this post I just want to share about my struggle through the college life until I graduated with an honorable mention.

Graha Widya Wisuda is a big hall that usually used as a place for graduation in my college. That day was special, with green long sleeve and black Toga, I accompanied my parents to their seat. Parents sit on the second floor while the graduates sit on the first floor. A few days before graduated, I’ve been called by student affair that I would be the most outstanding graduate from my faculty. It was mean my GPA was the highest among the other graduates. I was so happy to heard that, but I did not tell my parents about that, I want to make it as a surprise. Before I left my parents at their seat to walk to my seat, finally I tell my mom that I would be called as the most outstanding graduate from my faculty. My mom just smiled at me. She already knew how my struggle was to maintain my GPA as high as I can.

Graduation ceremony began with Indonesia Raya song. I throw back my memory to the first time I came to the college. August 2014 was the historical month for me, I was accepted by IPB University in the Department of Agroindustrial Technology (TIN IPB). Actually, TIN IPB was my second choice, my main choice was medical school because I want to be a doctor, but at that time I always failed to pass every medical school test. Honestly, it was hard to say that I enjoy my study in IPB. I remembered how tough it was to live in dormitory at my first year. Every new student in IPB must live in IPB dormitory and took Tingkat Persiapan Bersama (TPB) curriculums as their first-year study. Basically, the curriculums in TPB almost same with senior high school lesson yet much deeper. Therefore, I could follow the lesson faster and got GPA 4.00 in TPB (two semesters).

Although I got perfect scores, I still feel unsatisfied. I took medical school test again in my second year, but the result was same with the result in my first year. Despaired with medical school, I chosen to continue my study in IPB. At the second year, I start to get curriculums from my department like Introduction to Agroindustry, Agroindustrial Management, Supply Chain, Environmental Management, etc. Unexpectedly, I was very enjoyed to learn every subject that I got in my major. I become more active to joined some student organizations, moreover I ever got a role in strategic position at some organizations. To get more allowances, I also become private calculus mentor in a course place near my college. That allowance I used to take English Course because I realized that my English must be improved. Opportunity to traveling I also took when was in college by applied some scientific or marketing competitions from other university. Although I was not become finalist in every competition that I applied, but at least I ever travel to Semarang, Malang, even Thailand to become the finalist in the competition and presented the ideas I submitted before. Point plus joining competition like that was our accommodation is funded by our college :)

However, my study in IPB was not always smooth. I also got some gravels through my college life. It was seen from my historical GPA report, my GPA sometimes fallen down despite I’ve tried to keep up it. I often made mistake in my organizations like sometimes I could not manage my time, I ignored my responsibility, etc. I often lost in the competitions. I often forgot to do my homework. It could be said too that I a bit late to graduate. The most important for me, I got many lessons from everything I do or I got during my college. I realize 4 years was not a short time. It was a huge unforgettable and amazing experience. Now when I graduated, I just want to make it as precious memories that I can remembered. I want to make my knowledge that I got becomes useful for other people and my country, specially I can use it in my workplace later. Honestly, I really want to continue my journey to work in one of reputable FMCG Industry because I always curious about manufacturing processes and supply chain management. Yup, it is still my hope.

When Indonesia Raya has been finished, I turned my head to look at my parents. I sincerely thank to them for everything they have given to me, supports, prays, facilities, I know they really want to give the best for me. I hope that honorable mention could make them proud. I hope to myself too, I can meet my next journey soon so I am not bothering my parents again and I can be financially independent.
My beloved parents

My big family: Brothers, sisters, grandfather, uncle, aunt, cousins

The last but not least, my prudential man hehe

I am excited about lies ahead. Whatever I do in my next journey, I hope it is the best for me, I hope I can do with my whole heart. :)

Assalamualaikum readers :)

Sebagai mahasiswa semester akhir, gue - mungkin kalian juga, memang udah harus ngerancang abis lulus itu gue mau ngapain. Dulu gue sempet kepikiran pengen S2 dulu aja, soalnya kita juga tau Kemenkeu lagi gencar-gencarnya nyediain kuota LPDP yang banyak, tapi makin kesini gue ngerasa kalo otak gue butuh istirahat dari pembelajaran formal, jadi gue pengen nyari kerja dulu. Kebetulan jurusan gue ada di ranah industri, otomatis orientasi gue buat nyari kerja itu lebih ke arah industri, walaupun gue juga gak menutup kemungkinan buat kerja di pemerintahan. 


Assalamualaikuuum :D

Ngelanjutin postingan sebelumnya, kali ini saya bakal ngajak kalian main aiiiiir yeeaaay :D
Yap, hari ketiga di Malang, saya memutuskan buat nyari wisata alam yang gak terlalu jauh dari kota Malangnya. Setelah minta rekomendasi temen dan liat-liat reviewer di internet, dapetlah tuh satu wisata air terjun yang namanya Sumber Maron. Lokasinya ada di desa Karangsuka, Pagelaran, Malang. Kalo naik motor dari kota Malang butuh waktu sekitar satu jam perjalanan. Terus akses buat kesana juga cukup mudah, soalnya jalannya juga udah beraspal. Tapi kalo bawa mobil, mungkin jalannya agak sempit begitu masuk ke desanya. Petunjuk jalannya menurut saya pribadi memang masih kurang, jadi masih harus mengandalkan maps atau GPS (Gunakan Penduduk Sekitar) wkwkwk

Saya sampe di tempat wisatanya sekitar jam 11 siang. Pertama kali sampe kita bakal ketemu tempat parkir yang dikelola sama warga sekitar. Biaya parkirnya buat motor itu Rp 3000/motor. Abis gitu kita jalan ke loket wisatanya dan bayar Rp 3000/orang buat masuk plus biaya kebersihan. Gak jauh dari loket kita bakal ketemu sama banner selamat datang yang kaya gini


Dari banner itu kita tinggal nurunin anak tangga buat ke tempat wisatanya. Nah yang pertama kali bakal kita liat adalah kolam pemandian yang jernih banget. Saking jernihnya batuan di dasar kolam sama ikan-ikan yang lagi berenang tuh keliatan. Terus karena bentuknya kolam jadi airnya tenang banget dan gak terlalu dalem, pokoknya enak deh kalo dipake buat bersantai atau main air sama anak kecil. 


Dari kolam pertama, airnya ngalir ke kolam pemandian yang kedua yang lebih dalem. Di kolam yang kedua ini kalian kaya berenang bareng ikan koi yang ada di sekitar kolam. Tapi aliran airnya tetep tenang sama kaya di kolam pertama. Di pinggiran kolam berjejer warung-warung yang jual makanan dan minuman kecil, penyewaan ban, perlengkapan selfie (tongsis, pocket hp anti air, dll) perlengkapan mandi (sabun,shampo, dll), bahkan kalo kalian lupa bawa baju ganti, ada juga lho warung yang jual kaos-kaos sama celana pendek gitu. Jadi gak perlu takut gabisa berenang cuma karna gabawa baju ganti.


Setelah dari kolam kedua inilah kita bakal ngelewatin dua tiga petak sawah sama nyebrangin jembatan kecil dan ketemulah sama wisata utamanya, yaitu air terjunnya :D 
Daaan walaupun air terjunnya gak terlalu tinggi tapi ternyata aliran airnya deres banget, apalagi karna masih di daerah yang polusinya rendah, airnya juga sejuk. Penampakan air terjunnya kaya gini nih


Nah kalo udah ketemu air terjun, gak afdhol rasanya kalo gak main air. Akhirnya saya sama temen saya nyewa loker di salah satu warung yang ada di sekitar air terjun. Nyewa lokernya pun gak mahal, cuma Rp 5000/loker dan satu loker bisa muat banyak tas, jadi waktu itu saya cuma nyewa satu loker. Terus buat kamar mandinya itu sewa Rp 2000/orang. 

Bagian air di bawah air terjunnya gak terlalu dalem, buat saya aja cuma sepinggang. Tapi di bagian tengah air terjun (kalo di foto warna airnya agak lebih hijau) itu emang alirannya paling kenceng dan dalem juga. Pokoknya ngeri aja kalo liat ke arah situ, berasa di dalemnya ada monster bawah laut, gak deng bercanda, sayanya aja yang penakut wkwk

Setelah puas main air sama foto-foto, terus kita main satu wahana, yang emang cuma ada satu-satunya disini, yaitu River Tubing. Nah River Tubing itu kaya mini arung jeram, jadi kita ngelewatin aliran air yang cukup deres pake ban, satu orang satu ban, kecuali buat anak kecil biasanya dipangku sama orang tuanya. Nah buat River Tubing disini, gak perlu bayar lagi, cukup nyewa ban Rp 5000/ban dan bisa dipake sepuasnya. Tempat penyewaan bannya pun tersedia hampir di semua warung yang ada di sekitar air terjun. River tubingnya dimulai dari garis start yang jaraknya sekitar 50 meter dari air terjun, jadi kalo kita nyewa ban di deket air terjun, kita harus bawa-bawa bannya tuh sampe ke garis start jalan kaki.

Kalo dari atas jembatan, pemandangan River Tubingnya kaya gini


Di tempat garis start ada penjaga yang bakal ngarahin kita buat naik ke ban, jadi pertama penjaganya  megangin bannya dulu, abis itu kita naik sambil pegangan ke tali yang dipasang dipinggir sungai. Setelah kita bener-bener siap, baru deh kita lepas talinya dan biarin ban kita kebawa sama arus sungai. Awal-awal emang arusnya cukup kenceng, apalagi buat River Tubing ini kita sama sekali gak pake pengaman kaya pelampung atau sebagainya. Tapi tenang, walaupun alirannya kenceng, ternyata kedalaman air di sini cuma sebatas paha orang dewasa, jadi gak terlalu berbahaya. Buat ngendaliin ban river tubing ini awal-awalnya cukup susah, tapi lama-lama pas udah terbiasa jadi gampang deh. Terus bagian terserunya adalah waktu bannya mau nabrak pohon, jadi emang ada dua aliran yang ngebawa ban kita kaya mau nabrak pohon, dan saat itulah adrenalin terpacu, padahal pas nabrak juga bannya mantul lagi hehe

Mendekati air terjun, aliran airnya makin pelan dan makin bisa dipake bersantai di atas ban smabil memandang langit *ea. Kaya gini aliran air di depan air terjunnya


Setelah ngelewatin aliran air yang cukup tenang di depan air terjun, kita bakal ketemu lagi sama aliran air yang cukup deres deket garis finishnya. Jarak dari garis start ke garis finish sendiri sekitar 100 m, jadi cukup sebentar sih emang. Makanya waktu itu, saya sampe tiga kali bolak-balik nyobain River Tubing ini wkwk. Kalo main River Tubing lebih asik banyakan gitu, soalnya banyak pengunjung disini yang rame-rame mainan River Tubingnya terus mereka pegangan tangan sambil river tubing dan kaya bikin challenge gitu biar pegangannya gak putus, dan itu SERU liatnya!

Sebenernya mainan air buat saya tuh gak ada bosennya, tapi waktu itu kita mau ngejar kereta pulang, akhirnya jam 13.30 kita berenti main airnya. Oiya disini juga ada mushollanya, walaupun emang cukup kecil dan tempat wudhunya cuma satu keran. Jadi saran saya kalo kalian mau wisata kesini, mending dari pagi atau siang menjelang sore juga bisa. Supaya gak terlalu terik mataharinya dan kekejar waktu sholatnya. Oiya kalo mau hemat, bisa juga bawa bekel sendiri, jadi abis main air, pasti laper kan tuh, nah gak perlu jajan banyak-banyak di sekitar tempat wisata lagi deh. 

Menurut saya pribadi, dari beberapa tempat wisata di Malang yang saya kunjungin, wisata Sumber Maron inilah yang paling berkesan dan bikin bahagia. Jadi kalo kalian main ke Malang, jangan lupa cantumin wisata Sumber Maron ini ke list bucket wisata kalian yaa ;)

Sekiaan. Kalo kalian punya cerita seru tentang Sumber Maron ini, kritik ataupun saran tentang tulisan ini, sok atuh komen di kolom komentar yaa :D

Wassalamualaikum.


Assalamualaikum :)

Yeaay, akhirnya punya cerita juga buat disharing lewat blog hehe
Setelah sekian lama berkutat di laboratorium buat ngerjain penelitian, akhirnya saya dikasih kesempatan buat traveling lagi dan yang lebih nyenengin karena traveling kali ini keluar kota dan dibayarin kampus ehehe. Jadi awal April lalu saya lolos suatu kompetisi yang diadain sama FTP Univ.Brawijaya, nah sekalian lomba saya dan temen saya nyari-nyari deh tuh tempat wisata yang sekiranya terjangkau dan gak jauh dari Malang. Setelah semua rangkaian lomba selesai baru deh tuh kita mulai acara ngebolangnya.

Selama di Malang kita milih nyewa motor buat akomodasi sehari-hari. Sebenernya di Malang sendiri udah banyak transportasi online yang bisa kalian pake. Tapi karna mempertimbangkan biaya, akhirnya kita milih nyewa motor aja. Ada banyak tempat penyewaan motor/mobil di Malang, fasilitas sama harganya juga bervariasi, bisa menyesuaikan budget kalian. Kalo kita waktu itu dapet yang harganya Rp 65.000/hari dan udah dapet 2 helm + 2 jas hujan. Untuk penginapannya kita nginep di salah satu kos-kosan yang bisa disewa per hari di deket kampus Brawijaya. Nama stay house nya itu STT 24, harga yang ditawarin sekitar Rp 135.000-180.000/ malem. Kalian bisa searching di traveloka buat stay housenya ini. 

Nah acara ngebolang kita dimulai  setelah semua rangkaian lomba selesai. Kebetulan kegiatannya selesai di daerah Batu, jadi setelah kegiatan itu kita langsung pergi ke destinasi tujuan kita. Sebenernya banyak banget lho objek wisata yang ada di Batu, mulai dari wisata alam kaya air terjun, wisata rekreasi kaya Jatim Park 1-3, Batu Night Spektakuler, dsb, ada juga wisata museum kaya museum angkut, dan masih banyak lagi pokoknya. Tapi kita lebih milih ke wisata alamnya. Jadi deh kepilih Coban Rondo sebagai destinasi pertama kita.

Coban Rondo atau kalo di Bahasa Indonesia jadinya air terjun Janda ada di Kecamatan Pujon, sebelah Barat kalo dari alun-alun Batu. Kalo dari Malang butuh sekitar 1.5-2 jam perjalanan. Coban itu Bahasa Jawa Timurnya air terjun, kaya curug kalo di Jawa Barat. Kalo kata Rondonya itu dari cerita masyarakat setempat bahkan ada mitos kalo pasangan kekasih yang pergi kesini berdua itu nanti bakal putus. Untung kan ya saya perginya gak sama pacar, jadi gak bakalan kena mitosnya wkwkwk

Terlepas dari mitos masyarakat setempat, Coban Rondo sebenernya sebuah kompleks wisata. Harga tiket masuknya itu Rp 35.000 per orang. Sekitar 1 km dari gerbang masuk, ada taman labirin dan wahana-wahana lain (Mobil ATV, rumah kelinci, panahan, dll) yang sepertinya diperuntukkan untuk anak-anak. Kalo mau coba wahana ini bayar lagi sekitar Rp 8.000-10.000/orang per wahana. Karena kita berdua kurang berminat akhirnya ke area wahana cuma buat liat-liat. Air terjun di kompleks wisata ini ada dua, ada Coban Tengah dan Coban Rondonya. Tapi air terjun yang bisa diakses pake kendaraan biasa itu cuma Coban Rondonya. Kalo buat ke Coban Tengah butuh kendaraan khusus kaya motor trail soalnya akses jalan ke sana masih belom di aspal. Coban Rondo sendiri jaraknya sekitar 2 km dari gerbang masuk tadi. Sebelum masuk ke area air terjun, ada parkiran buat kendaraan dan kios-kios yang jual makanan maupun cenderamata khas sana. Biaya parkir motornya Rp 2000/motor. Dari tempat parkiran terus kita jalan sekitar 100 m ke gapura air terjun. 

Akses jalan dari gapura ke air terjunnya itu conblock jadi gak bikin capek. Di sepanjang jalan mau ke air terjun,ada monyet-monyet liar yang suka ngedeketin pengunjung yang bawa tentengan makanan. Saran saya kalo kalian gak mau diganggu mereka, makanannya ditaro aja di tas, gak usah diumbar-umbar wkwk Walaupun monyet-monyet disini agak agresif tapi mereka baik kok sama pengunjung setempat. Maksdunya kalo diusir, ya mereka pergi, gak bakal gangguin terus-terusan. 

Sekitar 100 m dari gapura, sampe deh kita di air terjun Coban Rondonya. Air terjun Coban Rondo cukup tinggi. Tapi sayangnya emang ada larangan buat berenang di deket air terjun. Apalagi waktu kita ke sana cuacanya lagi musim hujan, jadi 20 m sebelum air terjun itu dipasang rantai pembatas supaya pengunjung gak terlalu deket ke air terjunnya.

Walaupun kurang asik karna gak bisa nyebur langsung deket air terjunnya, tapi kalian tetep bisa berenang di aliran air sekitarnya kok. Cuma waktu itu karna hari minggu dan rame banget pengunjungnya, jadi kita lebih milih buat foto-foto aja. Ada beberapa spot foto di sini yang bagus,  salah satunya rumah pohon yang bentuknya kaya kapal ini. 

Untuk fasilitas umum kaya toiletnya juga bagus. Airnya bersih dan dingin banget, terus toiletnya juga keurus. Selain itu disini ada mushola yang cukup nyaman juga. Jadi untuk kalian yang muslim gak perlu takut ketinggalan waktu sholat. Kalo kalian mau dapet foto yang bagus emang sebaiknya ke sini di hari-hari biasa biar gak perlu ngantri sama pengunjung yang lain hehe

Setelah kurang lebih 3 jam muter-muter di kompleks wisata ini, terus kita ngelanjutin ke destinasi selanjutnya, yaitu wisata Paralayang. Wisata Paralayang ini emang lokasi buat penerjunan paralayang. Bedanya sama yang di Puncak Bogor, pemandangan di tempat Paralayang ini jauh lebih bagus. Bahkan kata orang, "Belom ke Batu kalo belom ke Paralayang". Dari Coban Rondo ke paralayang butuh waktu sekitar 15 menitan ke arah timur. Harga tiket masuk ke sini Rp 10.000/orang sama parkir motor Rp 5.000. Waktu itu saya sampe di sana jam setengah 5 sore, jadi mataharinya udah gak terlalu terik. Pemandangan sore hari di paralayang bagus banget terus udaranya juga sejuk, pokoknya enak deh. Foto di bawah ini diambil dari arah belakang.


Di deket paralayang ada lokasi foto yang namanya "Taman Langit" . Jadi di lokasi ini disediain objek-objek foto yang kekinian banget dan bisa jadi destinasi wisata yang kudu dicobain kalo lagi di Batu. Harga tiket masuk ke taman ini Rp 10.000/orang, jadi sekalian nunggu sunset juga kalian bisa jalan-jalan di taman ini.
Pardon my tired face :')
Menurut saya ada beberapa spot foto bagus di taman ini, tapi untuk dapetin spot yang bagus tentunya kita juga harus mau antre sama pengunjung lain. Beberapa spot foto di taman ini bisa diliat di bawah

Setelah magriban di suatu musholla yang ada di sana, baru deh kita balik ke tempat paralayangnya lagi. Daaan Subhanallah pemandangannya baguuuuss banget, dijamin gak nyesel deh kalo kesini. Kalian tuh kaya bisa liat bintang-bintang di langit dan bumi *eaa wkwk. Tapi ada sih pemandangan gak enaknya, yaitu ngeliatin orang racapan dalam posisi jomblo wkwkwk. Dari tempat ini kalian bisa liat gemerlap lampu-lampu Kota Malang yang dikelilingin banyak gunung. Kaya gini nih pemandangannya.

Cantik banget kan ya? 
Setelah setengah jam ngeliatin pemandangan kaya gitu dan tubuh juga udah gak kuat nahan dingin, akhirnya kita turun deh. Terus kita lanjutin ngebolang ke alun-alun Batu sekalian mau nyari makan. Dari Paralayang ke alun-alun Batu gak terlalu jauh, sekitar 15 menitan. Sama kaya alun-alun kebanyakan, di alun-alun Batu banyak pedangan makanan dan orang-orang jualannya. Karna tujuan utama kita ke alun-alun itu adalah hunting makanan, jadi yang kita cari ya makanan.

Makanan pertama yang kita cobain itu Ketan di Pos Ketan Legenda. Beneran deh kalo kalian ke Batu kalian WAJIB banget nyobain ketan yang satu ini. Posisi warungnya ada di seberang Toko Susu Ganesha deket Komidi Putar. Ketan di sini udah melegenda banget. Harga yang ditawarin berkisar antara Rp 7.000 sampe Rp 16.000 tergantung toping yang kita pilih. Menu yang ditawarin juga unik, pake singkatan-singkatan gitu. Waktu itu saya pesen yang KSDK (Ketan Susu Durian Keju) terus temen saya pesen yang KSDM (Ketan Susu Durian Meisis) yang harganya masing-masing Rp 16.000. Jadi ketan ini dikasih vla kaya vla pudding terus dikasih taburan meisis/keju sama dikasih satu-dua potong buah durian asli. Rasanya tuh manis legit, tapi manisnya gak terlalu nusuk, pokoknya enak deh. Penampakannya kaya gini nih

Setelah puas makan ketan terenak di Malang, terus kita jalan ke alun-alunnya dan nemuin satu jajanan khas, yaitu Sempol Malang. Sempol itu makanan yang bahannya dari daging ayam sama tepung, terus ditusuk dan digoreng pake telor. Harga sempolnya Rp 500/tusuk. Jadi kalian bisa dapet banyak deh hehe

Di alun-alun ini juga ada wahana permainannya. Ada dua wahana, yaitu komidi putar sama bianglala. Harga per wahananya itu Rp 5000 sekali naik. Waktu itu saya naik yang bianglala, walaupun gak terlalu tinggi tapi tetep aja kerasa seremnya wkwk. Buat naik bianglala ini harus antre juga, tapi kalian gak akan nyesel karna pemandangan dari atas bianglala juga gak ngecewain mata. Nah sambil naik bianglala kalian bisa deh ngemilin sempol yang banyak dijual di alun-alun hehe
Setelah naik bianglala perburuan dilanjutkan dengan mencari sate kelinci. Saya sendiri baru pertama kali nyobain sate kelinci dan kesan pertama: gak suka, after taste nya amis gitu, terus karna kebayang kelincinya jadi kasian :( Banyak yang jual sate kelinci di alun-alun, harganya sekitar Rp 2000/tusuk lebih mahal dibanding sate ayam. Setelah makan sate kelinci dan merasa kenyang, akhirnya kita pulang deh ke stay house dan berakhir pulalah trip kita ke Batu hari itu hehe

Destinasi wisata di Batu menarik-menarik deh, gak salah kalo Batu dikasih julukan Kota Wisata. Adanya destinasi wisata ini juga jadi daya tarik Batu dan sumber perekonomian kota ini sendiri. Sekian semoga bisa jadi referensi kalian yang mau jalan-jalan di Batu dengan budget minim ya hehe

Wassalamualaikum :)