10 Februari !
Udara yang dingin malam itu membuatku terbangun. Saat melihat jam, aku terkejut karena waktu masih menunjukkan pukul 1 dini hari. Namun sepertinya, aku harus segera pergi ke toilet saat itu. Terpaksaku langkahkan kaiku ke arah dapur. Rasa takut sedikit menghantuiku, tapi akhirnya aku keluar dari toilet itu. Saat hendak berbaring ke tempat tidur lagi, mata menangkap kedip cahaya dari ponsel. Kuraih ponsel itu.
"apaansih malem-malem ganggu!",gerutuku kesal melihat sms masuk.
Saat ku buka sms itu, mataku terbelalak. Seketika aku tersadar, bahwa dunia telah berganti hari. Senyumku mengembang membaca 3 SMS dari orang-orang yang-aku rasa-mereka menyayangiku. Kemudian muncul satu SMS lagi saat aku ingin menutup ponselku itu. Geli sekaligus terharu saat membayangkan mereka-Fiya,Rizka dan Sherly-yang rela-rela menunggu pergantian hari sampai larut malam hanya untuk mengucapkan ini. Akhirnya, aku putuskan ajakan mataku yang sedari tadi membujuk untuk menutup kembali, dan menyudahi SMS mereka.
Pagi hari, aku terbangun dengan semangat yang beda dari hari-hari biasanya. Dengan cekatan aku mempersiapkan hal-hal untuk hari ini. Akhirnya aku sampai pada sesi terakhir persiapan ke sekolah yaitu, berpamitan dengan orang tua.
"Sini cium dulu pipinya", ucap Mama. walaupun enggan karena tidak biasa diperlakukan seperti itu, akhirnya pipiku dicium lembut oleh beliau.
Pagi itu terasa sangat istimewa. Matahari bersinar riang. Langit biru membentang. Seolah-olah hari ini dunia tidak hanya menyambutku dengan 'Selamat Pagi Ayu' tetapi juga dengan
'Selamat ulang tahun Ayu!'
Jumat, 10 Februari 2012 adalah hari pertamaku menginjakan kaki ke dunia di usia 16 tahun. Hari dimana umurku semakin berkurang. Hari dimana aku harus memulai untuk lebih baik dari sebelumnya.
Disekolah, ucapanpun menyambutku. Namun, tidak hanya ucapan langsung yang mereka berikan padaku, tetapi juga ucapan tak langsung melalui jejaring sosial. Kebahagiaanku tidak sampai disitu, sepulang sekolah aku mengikuti ekskul paskibra. Biasanya kami berkumpul hari Senin atau Sabtu, tetapi berbeda dengan hari ini. Sebetulnya aku sudah merasa ada sesuatu yang mereka sembunyikan. Mulai dari aku yang dijauhi sebelum ekskul dimulai, teman-teman yang seolah menghilang, dan yang paling mencurigakan adalah Lisa dan Wayan-teman paskibraku-yang kulihat membawa bungkusan plastik putih lumayan besar. Saat itu, aku hanya berharap, tidak ada hal bodoh yang akan terjadi.
Ternyata harapanku tak terkabul. Saat ekskul mulai, aku sudah terciprat omelan senior. Tak sampai disitu, aku juga diseri karena dianggap bersalah. Dalam posisi setengah seri, sebenarnya kupaksakan senyumku agar tidak mengembang, karena jujur saja saat itu aku mulai bisa membaca kejutan-kejutan mereka, aku juga geli sendiri dengan keadaanku. Tiba-tiba satu guyuran air terjun bebas ke punggungku diikuti suara teman-teman yang bernyanyi....
"Happy birthday Ayu..Happy birthday Ayu... Happy birthday, happy birthday, Happy birthday Ayu!!!'
Akupun bangun dari posisi seriku. Karena terharu dengan kejutan mereka, satu tetes air dari mataku akhirnya turun. Aku tak pernah menyangka mereka yang hanya aku kenal dalam beberapa bulan, tapi sudah mau membuatkan kejutan-kejutan spesial seperti ini.
"Fit, tiup dulu lilinnya', seru Chicha.
"Make a wish fit, make a wish", susul Wayan.
Setelah lilin dengan angka 1 dan 6 itu mati, pipiku tiba-tiba tertampar krim kue yang disengaja dilemparkan oleh salah sat senior dan teman-teman lain. Sekarang, satu sama lain saling melemparkan kue ke pipi masing-masing. Alhasil, kawasan ekskul menjadi belepotan krim.
Tak sampai disitu, mereka berencana mencemplungkanku ke kolam ikan samping kelas Religi.
"nyemplung sendiri aja deh kang, ya...ya..ya?"pintaku ke Kang Adit, senior yang memaksaku untuk nyebur ke kolam ikan itu.
Aku pikir, kalau aku mencemplungkan diri sendiri, tidak terlalu sakit, karena sebelumnya aku pernah melihat orang yang dicemplungkan oleh teman-temannya ke kolam itu, dan badannya terkena batu ditengah-tengah kolam. Akupun menceburkan diriku sendiri ke kolam. Tapi ternyata teman-teman yang lain malah menyembunyikan sebelah sepatuku yang ku lepas saat akan mencebur ke kolam.
Jengkel sebenarnya, tapi aku tahu mereka berniat baik. Sambil menggigil kedinginan dan hampir merengek pada Ian dan Wili karena tampang mereka yang sungguh-sungguh mencurigakan, aku mencari sepatuku. Akhirnya aku melihat ada benda mengapung di kolam menyerupai sepatu. Alhasil aku kembali turun ke kolam dan mengambil sepatu itu.
Saat senja sudah mulai nampak, mereka menyudahi acara 'mengerjai'ku hari itu. Aku pikir, aku tak bisa pulang ke rumah dengan tenang, karena jujur saja walaupun sudah ganti baju, tapi bau amis dari kolam ikan tak kunjung hilang. Tapi kemudian ayah menghubungiku. Akupun dijemput ayah di gerbang sekolah dan pulang dengan selamat. Hehe
Berikut beberapa momen yang sempat didokumentasikan oleh Wayan dan Chica
dan beberapa tweet yang sempet aku printscreen
Sekali lagi, makasih ya buat Mama, Ayah, Rizka, Fiya, Lutfi, Sherly, Icha, Putri, Wayan, Lisa, Dinda, Chica, Rika, Kang Adit, Teh Unis, Teh Nje, Kang Janvi, dan lain-lain yang ngga bisa disebutin, makasih karena udah buat hari itu jadi lebih spesial :))
Tidak ada komentar:
Posting Komentar