Assalamualaikum, Hi All!
Di post kali ini aku mau sharing tentang pengalamanku mengikuti seleksi UFLP tahun 2018. UFLP atau Unilever Future Leader Program adalah program Management Trainee milik PT Unilever Indonesia yang lamanya sekitar 3 tahun. UFLP jadi salah satu program MT yang paling diidam-idamkan (bahkan aku udah ngidam dari masih semester 6), kenapa? Selain dimiliki oleh salah satu perusahaan multinasional terbesar di Indonesia, programnya juga benar-benar mengembangkan potensi kandidat-kandidatnya, sehingga di luar sana jebolan UFLP ini sangat bernilai. Benefitnya juga gak usah ditanya hehe
Pengalamanku ikut seleksi UFLP dimulai waktu aku masih tingkat akhir sekitar bulan Juli 2018. Di tahun itu, informasi pembukaan pendaftaran UFLP belum se-open sekarang, masih terbatas ke beberapa universitas. Aku mendapat informasi dari jarkoman di grup yang asalnya dari Direktorat Karir dan Pengembangan di kampusku. Saat itu aku sama sekali belum mendaftar pekerjaan ke manapun (jangan ditiru ya adik-adik, ini contoh yang tidak baik) karena penelitianku masih butuh 2-3 kali ulangan, dan itu cukup lama. Tapi waktu aku baca informasi UFLP ini, aku tergerak pengen daftar. Akhirnya aku apply dengan perasaan nothing to lose.
Proses pendaftarannya cukup simple, via link typeform dan kita tinggal isi kuisioner yang disediakan. Pertanyaannya seputar biodata (nama, kontak, background jurusan, IPK), pengalaman organisasi/leadership, pengalaman kerja, tanggal/perkiraan lulus, dan terakhir upload resume. Setelah isi form online ini kita akan dapet email kalau kita kita sudah berhasil daftar. Dua minggu kemudian di tanggal 16 Agustus, aku dapet email kalau aku lolos seleksi berkas. Email pemberitahuannya seperti berikut
Kebetulan networking lunch nya diadain di deket kampusku. Selain aku, ada 2 orang teman sejurusanku yang juga lolos ke tahap ini. Hal pertama yang dilakukan saat sampe di tempat networking lunch, aku diminta isi absen dan nulis namaku di label tom&jerry yang putih itu. Label nama ini ditempel di dada terus satu per satu kandidat di foto sama Mba HR nya. Dari list absen, aku lihat ada 21 orang yang seharusnya ikut networking lunch ini. Setelah kenalan dengan kandidat lain, ternyata mayoritas adalah anak-anak dari kampusku. Lalu prosesnya seperti apa?
Ada 3 meja yang di booking oleh Unilever di tempat makan itu. Satu meja diisi sama 7 kandidat, tapi di mejaku (meja 2) ada satu kandidat yang gak hadir. Acara diawali sama perkenalan oleh pihak HR, penjelasan program, dan seperti apa tahapan seleksi selanjutnya. Setelah itu ada 2 assessor yang ke meja kita, lalu kita kenalan dengan format nama, asal universitas, dan kalau kamu diminta jadi salah satu brand Unilever kamu mau jadi apa dan kenapa. Jawabanku: pengen jadi Pepsodent supaya bisa bikin orang lain percaya diri untuk tersenyum *EA. Habis kenalan, sesi selanjutnya makan siang, makan siangnya udah dibayarin sama Unilever dengan menu yang macem-macem, Alhamdulillah. Selama makan siang itu ada assessor yang duduk di meja kita sambil ngobrol tentang pengalaman mereka selama kerja di Unilever dan lain-lain. Menurutku sih waktu makan siang ini kita udah mulai dilirik-lirik sama assessor. Selanjutnya adalah sesi inti, sesi di mana kita paling diliat.
Prosesnya seperti interview hanya lebih informal, setiap meja akan diisi sama 3 assessor, 3 assessor ini akan rolling ke meja lainnya setelah 15-20 menit, jadi total ada 3 assessor yang akan ketemu kita. Di mejaku jumlah orangnya genap, jadi 1 assessor akan nanya ke 2 orang dalam waktu yang sama. Menurutku di tahap ini tempat duduk kalian bener-bener menentukan, kalau duduk sama orang-orang yang dominan kita harus lebih fight, sebaliknya kalau duduk sama orang yang cenderung diam, bisa jadi kita yang terlihat dominan. Apa jadi dominan itu salah? Engga, selama dominannya itu berkonten. Aku Alhamdulillah dapet temen sebangku yang sangat kooperatif jadi aku ngerasa sesi interview itu jadinya lebih kaya diskusi dibanding sekedar tanya jawab. Oiya di mejaku sesi ini full in Bahasa, di meja 3 juga, tapi di meja 1 full Inggris. Pertanyaan-pertanyaan yang assessor ajukan selama sesi ini sebenarnya pertanyaan yang relatif, bukan kaya study case. Beberapa pertanyaan yang masih aku inget itu:
Prosesnya seperti interview hanya lebih informal, setiap meja akan diisi sama 3 assessor, 3 assessor ini akan rolling ke meja lainnya setelah 15-20 menit, jadi total ada 3 assessor yang akan ketemu kita. Di mejaku jumlah orangnya genap, jadi 1 assessor akan nanya ke 2 orang dalam waktu yang sama. Menurutku di tahap ini tempat duduk kalian bener-bener menentukan, kalau duduk sama orang-orang yang dominan kita harus lebih fight, sebaliknya kalau duduk sama orang yang cenderung diam, bisa jadi kita yang terlihat dominan. Apa jadi dominan itu salah? Engga, selama dominannya itu berkonten. Aku Alhamdulillah dapet temen sebangku yang sangat kooperatif jadi aku ngerasa sesi interview itu jadinya lebih kaya diskusi dibanding sekedar tanya jawab. Oiya di mejaku sesi ini full in Bahasa, di meja 3 juga, tapi di meja 1 full Inggris. Pertanyaan-pertanyaan yang assessor ajukan selama sesi ini sebenarnya pertanyaan yang relatif, bukan kaya study case. Beberapa pertanyaan yang masih aku inget itu:
- Menurutmu kelemahan Unilever itu apa sih?
- Menurutmu bisnis yang sustainable itu gimana sih?
- Kenapa kamu pengen terjun ke dunia marketing? Apa pernah ada ada pengalaman marketing sebelumnya?
Menurutku saat sesi ini kita bener-bener harus be yourself, jangan jaim, apalagi terlalu melebih-lebihkan. Selanjutnya acara penutupan oleh HR dan foto bareng. HR nya bilang kalau pengumuman ke tahap selanjutnya itu paling lambat seminggu kemudian.
Keesokan harinya, siang-siang aku dapet email, sebetulnya setelah pulang networking lunch itu aku udah hopeless banget, karena lihat kandidat lain bener-bener outstanding semua, tapi pas aku buka emailnya ternyata aku lolos ke tahap selanjutnya. Aku yang baru bangun siang agak gak percaya karena bisa lolos dan pengumumannya secepat itu. Aku tanya temen sejurusanku yang lain, sayangnya mereka gak lolos. Beberapa hari kemudian aku tau dari sesi networking lunchku ada 8 orang yang lolos ke Unilever Business Week (UBW). Empat orang dari meja aku (aku dan partner interviewku lolos), dua orang dari meja 1, dan dua orang lagi dari meja 3.
UBW itu adalah proses terakhir dalam seleksi UFLP dan diadain selama tiga hari di Learning Centre Unilever di Mega mendung Puncak. Untuk UFLP GtM tahun 2018 ada 2 batch UBW (aku masuk di batch kedua). Setiap batch ada 30 kandidat yang ikut. Batchku sendiri waktu itu UBW nya berlangsung selama 4 hari 3 malam (Senin - Kamis) karena hari Selasa nya tanggal merah. Hari pertama semua kandidat kumpul di Grha Unilever sebagai meeting point dari jam 8 pagi. Grha Unilever ini adalah Head Officenya Unilever Indonesia yang kantornya keren banget dan fasilitasnya lengkap. Di sini aku bisa lihat kandidat-kandidat yang lolos ke tahap ini bener-bener manusia outstanding di universitasnya, bukan cuma universitas di Indonesia tapi ada juga beberapa kandidat yang merupaka lulusan luar. Kandidat yang tinggalnya di luar Jabodetabek semua akomodasinya ditanggung Unilever dan mereka udah disediain hotel di hari sebelumnya.
Dari pagi hingga siang acara diisi oleh seminar seputar customer development dan marketing di Unilever serta games yang tujuannya supaya semua kandidat kenal satu sama lain. Acara dilanjutkan dengan lunch dan office tour Lt.1. Setelah office tour, kita diminta bawa semua perlengkapan kita dan masuk ke bis untuk melanjutkan sesi berikutnya yaitu market visit. Ada beberapa bis yang digunakan dan setiap bis akan pergi ke salah satu customer modern trade Unilever. Bisku pergi ke Giant BSD waktu itu. Di sana kita belajar tentang customer development, gimana tim CD membangun relasi dengan retail, gimana mereka mengatur strategi diskon, gimana mereka mengatur tampilan gondola, dan lain-lain. Setelah dari customer, bis selanjutnya pergi ke confess Walls. Confess itu seperti distribution centre khusus ice cream. Seingetku Unilever punya 2 sistem distribusi, ada yang cold dan dry, cold ini yang dipake untuk ice cream. Di confess kita diterangin gimana sistem distribusi ice cream dan kulkasnya dari DC sampai ke outlet, lihat gudang ice creamnya, dan lain-lain. Di hari pertama ini memang belum ada penilaian tetapi sangat berkesan karena banyak ilmu-ilmu baru yang aku dapet.
Setelah dari confess, bis selanjutnya berangkat ke Learning Centre nya Unilever. Setibanya di Learning Centre, kita dibagi kamar, ada kandidat yang tidur sendiri, ada juga yang berdua, tentu perempuan dan laki-laki dipisah. Setelah dinner, acaranya bebas, ada kandidat yang karaoke-an, ada yang ngemil sambil ngobrol, makin larut makin banyak yang mulai masuk kamar masing-masing dan tidur. Fasilitas di Learning Centre ini sangat lengkap, untuk keperluan pribadi kaya sabun, sikat gigi, shampo, bahkan handuk udah disediain di setiap kamar. Makanan yang disediain juga enak dan bergizi, makan 3 kali sehari, snack pagi menjelang siang, snack sore menjelang malem. Ada mesin kopi, kulkas yang selalu diisi sama susu dan buavita, ada kulkas walls yang ice cream nya selalu diisi ulang tiap hari dan bisa diambil semau kita, kolam renang, dan tempat fitness. Hari kedua, karena tanggal merah gak ada sesi penilaian dan acaranya bebas. Tapi pagi harinya, kita sempet dapet seminar dari Bu Irma Erinda tentang gimana bisa maksimalin potensi kita dengan liat kepribadian kita berdasarkan teori kepribadian DISC. Siangnya ada beberapa kandidat yang belajar bareng buat persiapan hari ketiga, ada yang karoke-an, main ke curug di deket learning centre, pokoknya macem-macem. Dari hari pertama, kita emang udah dikasih tau proses seleksi di learning centre itu nanti seperti apa, jadi di hari Selasa bisa mulai siap-siap.
Proses pertama di hari ketiga adalah excel test. Excel testnya ini diadain di auditorium, jadi serempak ngerjainnya. Kita dikasih 3 lembar soal yang isinya deskripsi, data, dan masalahnya, lalu di lembar terakhir ada 3 pertanyaan yang harus kita cari jawabannya pake formula di excel. Kalau engga salah waktu itu soalnya kaya forecast sales dan yang kita hitung di excel berapa perkiraan sales di periode selanjutnya. Setelah excel test proses selanjutnya adalah fgd, kita dibagi ke 6 grup, satu grup ada 5 orang. Lalu kita dapet soal study case dan kita diminta diskusiin problem solving secara grup. Setiap grup disediain 1 ruangan yang ada meja besarnya buat tempat diskusi. FGD nya dalam bahasa indonesia, meskipun casenya bahasa inggris. Assessor akan masuk ke ruangan dan menilai kita tapi kita diminta ngehiaruin assessor. Jadi seakan-akan kita diskusi aja sama temen tanpa ngerasa lagi dinilai. Durasi fgd sekitar 3 jam dan hasilnya dikumpulin dalam bentuk ppt. Seingetku FGD termasuk ppt nya selesai itu waktunya dari jam 9 sampai jam 12. Study casenya masih seputar strategi marketing, ada data sales yang disediain, ada masalah, dan beberapa peluang yang bisa kita pake, kita juga boleh ambil data tambahan dari sumber lain yang bisa mendukung ide kita, dan sebisa mungkin idenya itu feasible.
Setelah lunch, sesi selanjutnya ada presentasi grup dan pastinya dalam bahasa Inggris. Setiap grup mempresentasikan hasil diskusinya di depan board director Unilever (ada sekitar 20-30 assessor disini). Tentu ada sesi tanya jawabnya juga, kadang assessor juga menunjuk orang untuk menjawab. Malam harinya setelah dinner, kita dikumpulin di ruang utama dan dikasih tau pengumumannya siapa aja yang lolos ke tahap selanjutnya. Jadi di UBW ini dari hari kedua ke hari ketiga ada proses filternya, kandidat yang lolos di hari kedua akan ngelanjutin proses seleksi ke hari ketiga, sementara yang nggak lolos tetep stay di learning centre dan mendapat feedback dari HR. Di batchku yang lolos ke hari ketiga ini ada 14 orang. Mereka yang 14 orang ini dapet study case lagi yang harus dikerjain malem itu juga dan dikerjain sendiri-sendiri. Di hari berikutnya mereka akan presentasi gagasan mereka sendiri-sendiri juga. Sayangnya aku bukan termasuk kandidat yang lolos hehe. Di akhir hari ketiga, malam harinya, tim HR dan board director mengumumkan hasil finalnya dan dari sini ada 7 orang yang berhasil lolos UFLP.
Meskipun perjalananku hanya sampai hari kedua, tapi banyak banget pelajaran yang bisa aku ambil dari proses ini, seperti kita harus berani speak up, kalau mau mengungkapkan pendapat akan lebih baik jika based on data, fokus selama diskusi, belajar menghargai dan mengungkapkan pendapat kalian dengan proper meskipun itu bertentangan dengan partner kalian, dan banyak lagi. Dari sesi feedback dengan HR aku juga jadi tau kelemahanku dan apa aja yang bisa jadi potensiku kedepannya. Oiya dari UBW ini ada beberapa kandidat juga yang ditawarin untuk ikut program internshipnya Unilever (ULIP), ada juga 1 orang yang langsung di direct hire untuk jadi assistant manager. Kalau aku kebetulan di bulan Desember dikontak lagi untuk interview ULIP tapi di bagian Supply Chain dan Alhamdulillah aku berkesempatan ikut ULIP.
Sekian pengalamanku~
Tipsku untuk teman-teman yang mau mencoba UFLP adalah really prepare yourself, pray hard, do the best and GOOD LUCK ;)
Dari pagi hingga siang acara diisi oleh seminar seputar customer development dan marketing di Unilever serta games yang tujuannya supaya semua kandidat kenal satu sama lain. Acara dilanjutkan dengan lunch dan office tour Lt.1. Setelah office tour, kita diminta bawa semua perlengkapan kita dan masuk ke bis untuk melanjutkan sesi berikutnya yaitu market visit. Ada beberapa bis yang digunakan dan setiap bis akan pergi ke salah satu customer modern trade Unilever. Bisku pergi ke Giant BSD waktu itu. Di sana kita belajar tentang customer development, gimana tim CD membangun relasi dengan retail, gimana mereka mengatur strategi diskon, gimana mereka mengatur tampilan gondola, dan lain-lain. Setelah dari customer, bis selanjutnya pergi ke confess Walls. Confess itu seperti distribution centre khusus ice cream. Seingetku Unilever punya 2 sistem distribusi, ada yang cold dan dry, cold ini yang dipake untuk ice cream. Di confess kita diterangin gimana sistem distribusi ice cream dan kulkasnya dari DC sampai ke outlet, lihat gudang ice creamnya, dan lain-lain. Di hari pertama ini memang belum ada penilaian tetapi sangat berkesan karena banyak ilmu-ilmu baru yang aku dapet.
Setelah dari confess, bis selanjutnya berangkat ke Learning Centre nya Unilever. Setibanya di Learning Centre, kita dibagi kamar, ada kandidat yang tidur sendiri, ada juga yang berdua, tentu perempuan dan laki-laki dipisah. Setelah dinner, acaranya bebas, ada kandidat yang karaoke-an, ada yang ngemil sambil ngobrol, makin larut makin banyak yang mulai masuk kamar masing-masing dan tidur. Fasilitas di Learning Centre ini sangat lengkap, untuk keperluan pribadi kaya sabun, sikat gigi, shampo, bahkan handuk udah disediain di setiap kamar. Makanan yang disediain juga enak dan bergizi, makan 3 kali sehari, snack pagi menjelang siang, snack sore menjelang malem. Ada mesin kopi, kulkas yang selalu diisi sama susu dan buavita, ada kulkas walls yang ice cream nya selalu diisi ulang tiap hari dan bisa diambil semau kita, kolam renang, dan tempat fitness. Hari kedua, karena tanggal merah gak ada sesi penilaian dan acaranya bebas. Tapi pagi harinya, kita sempet dapet seminar dari Bu Irma Erinda tentang gimana bisa maksimalin potensi kita dengan liat kepribadian kita berdasarkan teori kepribadian DISC. Siangnya ada beberapa kandidat yang belajar bareng buat persiapan hari ketiga, ada yang karoke-an, main ke curug di deket learning centre, pokoknya macem-macem. Dari hari pertama, kita emang udah dikasih tau proses seleksi di learning centre itu nanti seperti apa, jadi di hari Selasa bisa mulai siap-siap.
Proses pertama di hari ketiga adalah excel test. Excel testnya ini diadain di auditorium, jadi serempak ngerjainnya. Kita dikasih 3 lembar soal yang isinya deskripsi, data, dan masalahnya, lalu di lembar terakhir ada 3 pertanyaan yang harus kita cari jawabannya pake formula di excel. Kalau engga salah waktu itu soalnya kaya forecast sales dan yang kita hitung di excel berapa perkiraan sales di periode selanjutnya. Setelah excel test proses selanjutnya adalah fgd, kita dibagi ke 6 grup, satu grup ada 5 orang. Lalu kita dapet soal study case dan kita diminta diskusiin problem solving secara grup. Setiap grup disediain 1 ruangan yang ada meja besarnya buat tempat diskusi. FGD nya dalam bahasa indonesia, meskipun casenya bahasa inggris. Assessor akan masuk ke ruangan dan menilai kita tapi kita diminta ngehiaruin assessor. Jadi seakan-akan kita diskusi aja sama temen tanpa ngerasa lagi dinilai. Durasi fgd sekitar 3 jam dan hasilnya dikumpulin dalam bentuk ppt. Seingetku FGD termasuk ppt nya selesai itu waktunya dari jam 9 sampai jam 12. Study casenya masih seputar strategi marketing, ada data sales yang disediain, ada masalah, dan beberapa peluang yang bisa kita pake, kita juga boleh ambil data tambahan dari sumber lain yang bisa mendukung ide kita, dan sebisa mungkin idenya itu feasible.
Setelah lunch, sesi selanjutnya ada presentasi grup dan pastinya dalam bahasa Inggris. Setiap grup mempresentasikan hasil diskusinya di depan board director Unilever (ada sekitar 20-30 assessor disini). Tentu ada sesi tanya jawabnya juga, kadang assessor juga menunjuk orang untuk menjawab. Malam harinya setelah dinner, kita dikumpulin di ruang utama dan dikasih tau pengumumannya siapa aja yang lolos ke tahap selanjutnya. Jadi di UBW ini dari hari kedua ke hari ketiga ada proses filternya, kandidat yang lolos di hari kedua akan ngelanjutin proses seleksi ke hari ketiga, sementara yang nggak lolos tetep stay di learning centre dan mendapat feedback dari HR. Di batchku yang lolos ke hari ketiga ini ada 14 orang. Mereka yang 14 orang ini dapet study case lagi yang harus dikerjain malem itu juga dan dikerjain sendiri-sendiri. Di hari berikutnya mereka akan presentasi gagasan mereka sendiri-sendiri juga. Sayangnya aku bukan termasuk kandidat yang lolos hehe. Di akhir hari ketiga, malam harinya, tim HR dan board director mengumumkan hasil finalnya dan dari sini ada 7 orang yang berhasil lolos UFLP.
Meskipun perjalananku hanya sampai hari kedua, tapi banyak banget pelajaran yang bisa aku ambil dari proses ini, seperti kita harus berani speak up, kalau mau mengungkapkan pendapat akan lebih baik jika based on data, fokus selama diskusi, belajar menghargai dan mengungkapkan pendapat kalian dengan proper meskipun itu bertentangan dengan partner kalian, dan banyak lagi. Dari sesi feedback dengan HR aku juga jadi tau kelemahanku dan apa aja yang bisa jadi potensiku kedepannya. Oiya dari UBW ini ada beberapa kandidat juga yang ditawarin untuk ikut program internshipnya Unilever (ULIP), ada juga 1 orang yang langsung di direct hire untuk jadi assistant manager. Kalau aku kebetulan di bulan Desember dikontak lagi untuk interview ULIP tapi di bagian Supply Chain dan Alhamdulillah aku berkesempatan ikut ULIP.
Sekian pengalamanku~
Tipsku untuk teman-teman yang mau mencoba UFLP adalah really prepare yourself, pray hard, do the best and GOOD LUCK ;)
Unilever Business Week (UFLP Go To Market Selection Process) 2018
by
Ayu Laila Fitriyani
on
Mei 02, 2020
Assalamualaikum, Hi All! Di post kali ini aku mau sharing tentang pengalamanku mengikuti seleksi UFLP tahun 2018. UFLP atau Unilever...