Setiap makhluk hidup pasti bernapas. Pernapasan atau respirasi sendiri
adalah pertukaran gas antara makhluk hidup (organisme) dengan lingkungannya.
Secara umum, pernapasan dapat diartikan sebagai proses menghirup oksigen dari
udara serta mengeluarkan karbon dioksida dan uap air. Dalam proses pernapasan,
oksigen merupakan zat kebutuhan utama. Oksigen untuk pernapasan diperoleh dari
udara di lingkungan sekitar.
Pernapasan merupakan suatu proses yang
terjadi dengan sendirinya (secara otomatis). Walaupun kita dalam keadaan tidur,
proses pernapasan berjalan terus. Pada saat kita bernapas ada dua proses yang
terjadi yaitu inspirasi (proses masuknya udara ke dalam paru-paru) dan
ekspirasi (proses keluarnya udara dari paru-paru). Inspirasi dan ekspirasi
terjadi antara 15 – 18 kali setiap menit. Proses inspirasi dan ekspirasi diatur
oleh otot-otot diafragma dan otot antartulang rusuk.
Dalam proses pernapasan, oksigen
dibutuhkan untuk oksidasi (pembakaran) zat makanan. Zat makanan yang dioksidasi
tersebut yaitu gula (glukosa). Glukosa merupakan zat makanan yang mengandung
energi. Proses oksidasi zat makanan, yaitu glukosa, bertujuan untuk
menghasilkan energi. Jadi, pernapasan atau respirasi yang dilakukan organisme
bertujuan untuk mengambil energi yang terkandung di dalam makanan.
Hasil utama pernapasan adalah energi. Energi yang dihasilkan
digunakan untuk aktivitas hidup, misalnya untuk pertumbuhan, mempertahankan
suhu tubuh, pembelahan sel-sel tubuh, dan kontraksi otot. Tanpa energi makhluk
hidup tidak mampu untuk melakukan segala aktivitasnya bahkan makhluk hidup
tersebut dikatakan mati.
Manusia bernapas secara tidak langsung. Artinya, udara
untuk pernapasan tidak berdifusi secara langsung melalui permukaan kulit.
Difusi udara untuk pernapasan pada manusia terjadi di bagian dalam tubuh, yaitu
gelembung paru-paru (alveolus). Pada pernapasan secara tidak langsung, udara
masuk ke dalam tubuh manusia dengan perantara alat-alat pernapasan.
Pada hewan pernapasan dilakukan melalui
alat-alat respirasi khusus. Alat respirasi pada hewan bervariasi antara hewan
yang satu dengan hewan yang lain, ada yang berupa paru-paru, insang, kulit,
trakea, dan paruparu buku, bahkan ada beberapa organisme yang belum mempunyai
alat khusus sehingga oksigen berdifusi langsung dari lingkungan ke dalam tubuh,
contohnya pada hewan bersel satu, porifera, dan coelenterata. Pada ketiga hewan
ini oksigen berdifusi dari lingkungan melalui rongga tubuh.
A. PERNAPASAN
Pernapasan pada manusia
mencakup dua proses, yaitu :
1. Pernapasan eksternal
Adalah pernapasan dimana pertukaran oksigen
dan karbon dioksida yang terjadi antara udara dalam gelembung paru-paru dengan
darah dalam kapiler.
2. Pernapasan internal
Adalah pernapasan dimana pertukaran oksigen
dan karbon dioksida antara darah dalam kapiler dengan sel-sel jaringan tubuh.
B. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA
Alat-alat Pernapasan
pada manusia terdiri dari:
1. Rongga Hidung
Di dalam rongga hidung terjadi penyaringan
udara dari debu-debu yang masuk bersama udara. Udara yang masuk ke dalam rongga
hidung juga mengalami proses penghangatan agar sesuai dengan suhu tubuh kita.
Demikian juga pula kelembapan udara diatur agar sesuai dengan kelembapan tubuh
kita.
2. Faring (tekak)
Faring berbentuk seperti tabung corong yang
terletak di belakang rongga hidung dan mulut. Faring berfungsi sebagai jalan
bagi udara dan makanan. Selain itu, faring juga berfungsi sebagai ruang getar
untuk menghasilkan suara.
3. Laring (pangkal tenggorokan)
Laring terdapat di antara faring dan
trakea. Dinding laring tersusun dari 9 buah tulang rawan. Salah satu tulang rawan
tersusun dari 2 lempeng kartilago hialin yang menyatu dan membentuk segitiga.
Bagian ini disebut jakun. Di dalam laring terdapat epiglotis dan pita suara. Epiglotis merupakan kartilago elastis
yang berbentuk seperti daun. Epiglotis dapat membuka dan menutup. Pada saat
menelan makanan, epiglotis menutup sehingga makanan tidak masuk ke tenggorokan
tetapi menuju kerongkongan. Pita suara
merupakan selaput lendir yang membentuk dua pasang lipatan dan dapat bergetar
menghasilkan suara.
4. Trakea (batang tenggorokan)
Trakea berbentuk seperti pipa yang terletak
memanjang di bagian leher dan rongga dada (toraks). Trakea tersusun dari cincin
tulang rawan dan otot polos. Dinding bagian dalam trakea berlapis sel-sel
epitel berambut getar (silia) dan selaput lendir. Trakea bercabang dua, yang
satu menuju paru-paru kiri dan yang lain menuju paru-paru kanan. Cabang trakea
disebut bronkus.
5. Pulmo (paru-paru)
Terletak di dalam rongga dada bagian atas.
Rongga dada dan rongga perut dipisahkan oleh diafragma. Paru-paru terbagi menjadi 2 bagian, yaitu paru-paru
kanan dan paru-paru kiri. Paru-paru kanan terdiri dari tiga gelambir dan
paru-paru kiri terdiri dari dua gelambir. Paru-paru dibungkus oleh selaput
paru-paru tipis yang disebut pleura.
Di dalam paru-paru, masing-masing bronkus bercabang-cabang membentuk bronkiolus. Selanutnya, bronkiolus
bercabang-cabang menjadi pembuluh halus yang berakhir pada gelembung paru-paru
yang disebut alveolus (jamak = alveoli). Alveoli menyerupai menyerupai busa
atau sarang tawon. Jumlahnya alveoli kurang lebih 300 juta. Dinding alveolus
sangat tipis dan elastis. Pada alveolus terjadi difusi atau pertukaran gas
pernapasan, yaitu oksigen dan karbon dioksida.
C.
MEKANISME PERNAPASAN
1. Pernapasan Dada
Terjadi karena aktivitas otot antartulang
rusuk. Bila otot antartulang rusuk berkerut (berkontraksi), maka tulang-tulang
rusuk akan terangkat dan volume rongga dada akan membesar. Keadaan ini
menyebabkan penurunan tekanan udara di dalam paru-paru. Karena tekanan udara di
luar tubuh lebih besar, maka udara dari luar yang kaya oksigen masuk ke dalam
paru-paru. Dengan demikian terjadilah inspirasi. Bila otot-otot antartulang
rusuk mengendor (relakasasi), yaitu kembali pada posisi semula, maka
tulang-tulang rusuk akan tertekan. Akibatnya, volume rongga dada mengecil.
Keadaan ini mengakibatkan naiknya tekanan udara di dalam paru-paru.
2.
Pernapasan
Perut
Pernapasan perut terjadi karena aktivitas
otot-otot diafragma yang membatasi rongga perut dan rongga dada. Bila otot diafragma
berkontraksi, maka diafragma akan mendatar. Keadaan ini mengakibatkan rongga
dada membesar sehingga tekanan udara di paru-paru mengecil. Akibatnya, udara
luar yang kaya oksigen masuk ke dalam paru-paru melalui saluran pernapasan.
Dengan demikian, terjadilah inspirasi. Sebaliknya, bila otot diafragma
relaksasi (kembali pada posisi semula), maka kedudukan diafragma melengkung ke
atas. Keadaan ini mengakibatkan rongga dada membesar. Akibatnya, udara dari
paru-paru yang kaya karbon dioksida terdorong ke luar. Dengan demikian
terjadilah ekspirasi.
E.
Volume dan Kapasitan Paru paru
Metode
sederhana untuk mempelajari pertukaran udara paru-paru adalah mancatat volume
udara yang bergerak ke dalam dan ke luar paru-paru disebut spirometer. Untuk
memudahkan menjelaskan berbagai kejadian pertukaran udara paru-paru maka udara
dalam paru-paru telah dibagi menjadi 4 volume dan 4 kapasitas.
1.
Volume tidal (tidal volume = TV) adalah volume udara pada waktu inspirasi atau
ekspirasi normal, dan volumenya kira-kira 500 ml.
2.
Volume cadangan inspirasi (inspiratory reserve volume = IRV) adalah volume ekstra
udara yang masih dapat dihirup setelah inspirasi normal sebagai volume udara
tambahan terhadap volume volume tidal, dan biasanya volume udara itu kira-kira
3000 ml.
3.
Volume cadangan ekspirasi (expiratory reseve volume = ERV) adalah jumlah udara
yang masih dapat dikeluarkan dengan berekspirasi sekuat-kuatnya (maksimum) pada
saat akhir ekspirasi normal, biasanya volume ini kira-kira 1100 ml.
4.
Volume residu (residual volume = RV) adalah volume udara yang masih tinggal di
dalam paru-paru setelah melakukan respirasi maksimum. Volume residu ini
rata-rata 1200 ml.
Kapasitas paru-paru
berbeda-beda dapat dijelaskan sebagai berikut ini.
1.Kapasitas
inspirasi (inspiratory capacity/IC) = volume tidal (TV) + volume cadangan
inspirasi (IRV).
2.Kapasitas
residu fungsional (functional residual capacity/FRC) = volume cadangan
ekspirasi (ERV) + volume residu (RV).
3.Kapasitas
vital (vital capacity/VC) = volume cadangan inspirasi (IRV) + volume tidal (TV)
+ volume cadangan ekspirasi (ERV).
4.Kapasita
total paru-paru (total lung capacity/TLC) adalah volume maksimum paru-paru yang
masih dapat diperbesar dengan inspirasi sekuat mungkin (kira-kira 5800 ml). TLC
= IRV + TV + ERV + RV.
F. FREKUENSI PERNAPASAN
Proses
inspirasi dan ekskresi berlangsung sebanyak 15 sampai dengan 18 kali setiap
menit, tetapi frekuensi ini pada setiap orang berbeda-beda, karena dipengaruhi
oleh faktor-faktor berikut.
1.
Usia = Anak-anak lebih banyak frekuensi pernafasannya daripada orang dewasa, disebabkan
anak-anak masih dalam usia pertumbuhan sehingga banyak memerlukan energi.
2.
Jenis kelamin = Laki-laki lebih banyak frekuensi pernafasannya daripada
perempuan. Hal ini terjadi karena laki-laki umumnya beraktivitas lebih banyak
dari pada perempuan.
3.
Suhu tubuh = Semakin tinggi suhu tubuh (demam) maka frekuensi pernapasan akan
semakin cepat.
4.
Posisi Tubuh = Pada tubuh yang berdiri, otot-otot kaki akan berkontraksi
sehingga diperlukan tenaga untuk menjaga tubuh tetap tegak berdiri. Untuk itu
diperlukan banyak O2 dan diproduksi banyak CO2. Pada posisi tubuh berdiri,
frekuensi pernapasannya meningkat. Pada posisi duduk atau tiduran, beban berat
tubuh disangga oleh sebagian besar bagian tubuh sehingga terjadi penyebaran
beban. Hal ini mengakibatkan jumlah energi yang diperlukan untuk menyangga tubuh
tidak terlalu besar sehingga frekuensi pernapasannya juga rendah.
5.
Kegiatan Tubuh = Orang yang banyak melakukan kegiatan memerlukan lebih banyak
energi dibandingkan dengan orang yang tidak melakukan kegiatan (santai/tidur).
· Frekuensi
pernapasan pada manusia yang normal tergantung umur :
Usia
baru lahir sekitar 35 – 50 x/menit
Usia
2-12 tahun 18 – 26 x/menit
Dewasa
16 – 20 x/menit.
D.
KELAINAN & PENYAKIT PADA SISTEM PERNAPASAN MANUSIA
No.
|
Kelainan
(Penyakit)
|
Penyebab
|
Gejala
|
1
|
Faringitis
|
Infeksi
bakteri (Streptoccocus pyogenes) atau virus serta terlalu banyak merokok
|
Terasa nyeri
pada waktu menelan, kerongkongan terasa kering.
|
2
|
Pneumonia
|
Infeksi
bakteri (Streptoccocus pneumoniae)
|
Terjadi
peradangan pada paru-paru, sesak napas, hasil Rontgen dada menunjukkan ada
bagian yang berwarna putih-putih di bagian kiri atau kanan paru, napas yang
kasar.
|
3
|
Emfisema
paru-paru
|
·
Infeksi akibat terlalu banyak mengonsumsi tembakau
·
Infeksi akibat kelebihan mukus
·
Gangguan saluran pernapasan
|
Napas terengah-engah disertai dengan
suara seperti peluit, dada
berbentuk seperti tong, otot leher tampak menonjol, bibir tampak kebiruan,
berat badan menurun akibat nafsu makan menurun, batuk menahun.
|
4
|
Asma
|
Hipersensitvitas
terhadap benda asing di udara (alergi)
|
Kesulitan
bernapas, rasa gatal di dada atau di leher, batuk, sesak di dada.
|
5
|
Difteri
|
Bakteri
Corynebacterium diptherial
|
Sakit
tenggorokan, demam dan menggigil, suara serak, nyeri saat menelan, terjadi
pembengkakan kelenjar di leher
|
6
|
Asfiksi
|
Masuknya
benda asing ke dalam paru dalam jumlah banyak
|
Pernapasan
cepat dan berat, kejang-kejang, menurunnya kesadaran
|
7
|
Tuberkulosis
(TBC)
|
Bakteri
Mycobacterium tuberculosis
|
Batuk-batuk
lebih dari 3 minggu, sesak napas, demam tinggi, keringat pada malam hari, mudah
terserang flu, turunnya berat badan & menurunnya nafsu makan
|
8
|
Hipoksia
|
Kekurangan
oksigen dalam jaringan
|
Sakit kepala, sesak napas, perasaan
euforia dan mual
|
9
|
Asidosis
|
Meningkatnya
asam karbonat dalam darah
|
Sering
sakit kepala, mudah alergi, nafas dan keringat bau, kelebihan berat badan, sering
sakit maag, kembung atau sembelit, nyeri otot dan persendian
|
10
|
Sianosis
|
Jumlah
hemoglobin deoksigenisasi berlebihan
|
Terdapat
warna kebiru-biruan pada kulit, bibir, dan jari-jari, kesulitan bernapas, batuk
berdahak berbusa merah muda atau gelap lendir, nyeri dada
|
E.
MEKANISME PERTUKARAN OKSIGEN &
KARBON DIOKSIDA
Pertukaran oksigen dan
karbondioksida terjadi melalui proses difusi yang terjadi di alveolus dan sel
jaringan. Mekanisme pertukaran tersebut melalui tahap-tahap:
1.
Oksigen masuk ke dalam tubuh melalui
rongga hidung, di alveolus oksigen berdifusi ke kapiler arteri.
2.
Oksigen di kapiler arteri diikat oleh
eritrosit yang mengandung hemoglobin sampai menjadi jenuh.
3.
Hemoglobin akan mengangkut oksigen ke
jaringan tubuh yang kemudian akan berdifusi masuk ke sel-sel tubuh untuk
digunakan dalam proses respirasi.
4.
Di dalam sel, oksigen digunakan untuk
proses respirasi di dalam mitokondria. Semakin banyak oksigen yang digunakan
sel semakin banyak pula karbon dioksida yang terbentuk.
5.
CO2 berdifusi dari sel tubuh
ke dalam kapiler vena kemudian dibawa oleh eritrosit ke paru-paru.
6.
Di paru-paru terjadi difusi CO2
dalam alveolus. CO2 akhirnya dikeluarkan dari tubuh melalui
ekspirasi.
7.
CO2 dalam eritrosit akan
bereaksi dengan air membentuk asam karbonat sehingga darah menjadi asam. Darah
yang bersifat asam ini dapat melepaskan banyak oksigen ke dalam sel tubuh yang
memerlukannya.
F. SISTEM PERNAPASAN PADA HEWAN
Ø Sistem Pernapasan Porifera
Porifera
tidak memiliki alat pernapasan khusus.Porifera bernapas dengan cara memasukkan
air melalui pori-pori (ostium) yang terdapat pada seluruh permukaan tubuhnya,
masuk ke dalam rongga spongocoel. Proses pernapasan selanjutnya dilakukan oleh
sel leher (koanosit), yaitu sel yang berbatasan langsung dengan rongga
spongocoel.
- Air yang mengandung oksigen terlarut masuk
melalui pori- pori tubuhnya. Oksigen yang terlarut dalam air masuk melalui sel-
sel permukaan tubuhnya, yaitu koanosit secara dipusi.
-Di dalam mitokondria
sel koanosit, oksigen di gunakan untuk mengurai molekul organik menjadi molekul
anorganik yang di sertai pelepasan karbon dioksida. Molekul- molekul karbon
dioksida yang terlarut dalam air akan bergerak berlawanan arah menuju membran
sel dan keluar menuju spongosol. Air dalam spongosol di gerakkan oleh flagelum
sel koanosit dan mengalir keluar melalui oskulum.
Ø Sitem Pernapasan Pada Coelenterata
Coelenterata
tersusun dari dari dua lapisan sel, yaitu lapisan luar berasal dari ectoderm
dan lapisan dalam berasal dari endoderm.Lapisan sel yang berasal dari ectoderm
disebut epidermis dan lapisan yang berasal dari endoderm disebut
gastrodermis.Pertukaran gas terjadi secara difusi pada sel di luar permukaan
tubuh yang bersentuhan dengan air. Untuk respirasi, coelenterata mempunyai alat
bantu berupa lekukan jaringan yang terdapat pada gastrodermis,
disebut sifonoglia.
Ø Sistem Pernapasan Pada Cacing
Oksigen
berdifusi ke dalam kapiler darah yang terdapat pada kulit melalui permukaan
kulit yang lembab. Oksigen akan diikat oleh hemoglobin yang terkandung dalam
darah cacing untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Gas hasil respirasi yaitu
karbondioksida dikeluarkan dari tubuh juga melalui permukaan kulitnya.Karena
respirasi cacing dilakukan melalui permukaan tubuhnya (integument), maka
respirasi cacing disebut respirasi
integumenter.
Pertukaran
gas-gas pada cacing lebih mudah terjadi pada kulit yang lembab, sehingga cacing
hidup di tempat yang lembab. Habitat yang lembab akan menjaga permukaan di
tubuhnya tetap basah (lembab).
Ø Sistem
Pernapasan Serangga
Trakea adalah alat pernapasan yang terdapat pada
serangga dan arthropoda lainnya. Trakea berbentuk anyaman tabung – tabung yang
berisi udara sehingga disebut Sistem Pembuluh Trakea. Trakea bercabang – cabang
membentuk trakeola dan saluran percabangan yang paling ujung akan tenggelam ke
dalam membran sel pada sel – sel tubuh. Sistem Pembuluh trakea bermuara pada
lubang kecil yang ada di kerangka luar yang disebut spirakel yaitu lubang –
lubang pernapasan. Umumnya spirakel terbuka selama serangga terbang, dan
tertutup saat serangga beristirahat.
Pertukaran udara terjadi melalui spirakel. Ketika
otot berkontraksi, spirakel terbuka dan trakea mengembang sehingga udara luar
dapat masuk. Lalu udara masuk ke trakeola kemudia ke seluruh tubuh dan akhirnya
sampai ke membrane plasma sel, yaitu dimana oksigen akan berdifusi. Karbon
dioksida hasil respirasi dibawa melalui spirakel saat otot berelaksasi sehingga
trakea mengempis. Dengan demikian, oksigen & karbon dioksida tidak
diedarkan melalui darah, melainkan melalui pembuluh trakea. Darah serangga
hanya berfungsi mengangkat sari makanan dan hormon, itulah mengapa warnanya
tidak merah seperti darah manusia.
Ø Sistem
Pernapasan Ikan
Ikan
bernapas dengan insang. Insang berbentuk
lembaran-lembaran tipis berwarna merah muda dan selalu lembap. Bagian terluar
dari insang berhubungan dengan air, sedangkan bagian dalam berhubungan erat
dengan kapiler-kapiler darah. Tiap lembaran insang terdiri dari sepasang
filamen, dan tiap filamen mengandung banyak lapisan tipis (lamela). Pada filamen
terdapat pembuluh darah yang memiliki banyak kapiler sehingga memungkinkan
oksigen berdifusi masuk dan karbondioksida berdifusi keluar.
Insang
pada ikan bertulang sejati ditutupi oleh tutup insang yang disebut operkulum,
sedangkan insang pada ikan bertulang rawan tidak ditutupi oleh operkulum. Insang
tidak saja berfungsi sebagai alat pernapasan tetapi dapat pula berfungsi
sebagai alat ekskresi garam-garam, penyaring makanan, alat pertukaran ion, dan
osmoregulator. Beberapa jenis ikan mempunyai labirin yang merupakan perluasan
ke atas dari insang dan membentuk lipatan-lipatan sehingga merupakan
rongga-rongga tidak teratur. Labirin ini berfungsi menyimpan cadangan oksigen
sehingga ikan tahan pada kondisi yang kekuranga.
Pada
fase inspirasi, oksigen dari air masuk ke dalam insang kemudian oksigen diikat
oleh kapiler darah untuk dibawa ke jaringan-jaringan yang membutuhkan.
Sebaliknya pada fase ekspirasi, karbon dioksida yang dibawa oleh darah dari
jaringan akan bermuara ke insang dan dari insang diekskresikan keluar tubuh.
Selain dimiliki oleh ikan, insang juga dimiliki oleh katak pada fase berudu,
yaitu insang luar. Hewan yang memiliki insang luar sepanjang hidupnya adalah
salamander.
Ø Sistem
Pernapasan Reptil
Reptil bernapas menggunakan paru – paru yang
terdapat dalam rongga dada yang dilindungi oleh tulang rusuk. Tulang rusuk
tersebut dapat merenggang dan merapat secara bergantian. Mekanisme reptil
terdiri dari fase inspirasi dan ekspirasi. Saat fase inspirasi, tulang rusuk
merenggang dan volume rongga dada meningkat sehingga paru – paru yang kosong
akan terisi udara yang mengandung oksigen. Pada fase ekspirasi, tulang rusuk
akan merapat sehingga udara yang menganduung karbondioksida dan uap air akan
tersedak keluar.
Ø Sistem Pernapasan Katak Amphibia
Katak muda (berudu) menggunakan insang untuk mengambil O2 yang terlarut dalam air. Setelah berumur lebih kurang 12 hari, insang luar diganti dengan insang dalam. Setelah dewasa, katak bernapas menggunakan selaput rongga mulut, paru-paru, dan kulit.
Pernapasan
dengan kulit dilakukan secara difusi. Hal ini karena kulit katak tipis, selalu
lembap, dan mengandung banyak kapiler darah. Oksigen (O2) yang masuk
lewat kulit akan diangkut melalui vena kulit paru-paru (vena pulmo kutanea)
menuju ke jantung untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Sebaliknya karbon dioksida
(CO2) dari jaringan akan dibawa ke jantung, dari jantung dipompa ke
kulit dan paru-paru melalui arteri kulit paru-paru (arteri pulmo kutanea).
Katak juga bernapas dengan paru-paru, tetapi belum sebaik paru-paru Mammalia.
Paru paru katak berupa sepasang kantung tipis yang elastis sehingga udara
pernapasan dapat berdifusi, dan dindingnya banyak dikelilingi kapiler darah
sehingga paru-paru katak berwarna kemerahan. Paru-paru dengan rongga mulut
dihubungkan oleh bronkus yang pendek.
1)
Fase inspirasi katak
Fase
inspirasi terjadi bila otot sternohioideus berkontraksi sehingga rongga mulut
membesar, akibatnya oksigen masuk melalui koane (celah hidung). Setelah itu,
koane menutup, otot submandibularis dan otot geniohioideus berkontraksi,
sehingga rongga mulut mengecil. Mengecilnya rongga mulut mendorong oksigen
masuk ke paru-paru lewat celah-celah. Dalam paru-paru terjadi pertukaran gas,
oksigen diikat oleh darah yang berada dalam kapiler dinding paru-paru, dan
sebaliknya karbon dioksida dilepaskan ke lingkungan.
2)
Fase ekspirasi katak
Mekanisme
ekspirasi terjadi setelah pertukaran gas di dalam paru-paru, otot rahang bawah
mengendur atau berelaksasi, sementara otot perut dan sternohioideus
berkontraksi. Hal ini mengakibatkan paru-paru mengecil, sehingga udara tertekan
keluar dan masuk ke dalam rongga mulut. Selanjutnya koane membuka, sedangkan
celah tekak menutup, sehingga terjadi kontraksi otot rahang bawah yang diikuti
berkontraksinya otot geniohioideus. Akibatnya, rongga mulut mengecil dan udara
yang kaya karbon dioksida terdorong keluar melalui koane.
Ø Sitem Pernapasan Pada Aves
Pada
burung, tempat berdifusinya udara pernapasan terjadi di paru-paru. Paru-paru
burung berjumlah sepasang dan terletak dalam rongga dada yang dilindungi oleh
tulang rusuk.
Jalur pernapasan (masuknya udara ke dalam tubuh) pada burung berturut-turut sebagai berikut:
1) Dua pasang lubang hidung yang terdapat pada pangkal paruh sebelah atas dan pada langit-langit rongga mulut.
Jalur pernapasan (masuknya udara ke dalam tubuh) pada burung berturut-turut sebagai berikut:
1) Dua pasang lubang hidung yang terdapat pada pangkal paruh sebelah atas dan pada langit-langit rongga mulut.
2) Celah tekak yang
terdapat pada dasar hulu kerongkongan atau faring yang menghubungkan rongga
mulut dengan trakea.
3) Trakea atau batang
tenggorok yang panjang, berbentuk pipa, dan disokong oleh cincin tulang rawan.
4) Sepasang paru-paru
berwarna merah muda yang terdapat dalam rongga dada. Bagian ini meliputi
bronkus kanan dan bronkus kiri yang merupakan cabang bagian akhir dari trakea.
Dalam bronkus pada pangkal trakea, terdapat sirink (siring), yang pada bagian
dalamnya terdapat lipatan-lipatan berupa selaput yang dapat bergetar dan dapat
menimbulkan suara. Bronkus bercabang lagi menjadi mesobronkus, yang merupakan
bronkus sekunder, dan dapat dibedakan menjadi ventrobronkus (bagian ventral)
dan dorsobronkus (bagian dorsal). Ventrobronkus dihubungkan dengan dorsobronkus
oleh banyak parabronkus (100 atau lebih). Parabronkus berupa tabung kecil. Di
parabronkus bermuara banyak kapiler, sehingga memungkinkan udara berdifusi.
KESIMPULAN
·
Pernapasan adalah proses pertukaran
udara yang berasal dari makhluk hidup dengan udara yang ada di lingkungannya.
·
Respirasi adalah proses bahan makanan
menggunakan oksigen sehingga diperoleh energi dan gas sisa pembakaran berupa CO2
·
Berdasarkan tempat terjadinya proses
inspirasi dan ekspirasi, pernapasan pada manusia dibedakan menjadi dua, yaitu
pernapasan dada dan pernapasan perut
·
Frekuensi pernapasan adalah jumlah
proses bernapas, dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, suhu tubuh dan posisi
tubuh
·
Terdapat berbagai macam gangguan atau
penyakit dalam sistem pernapasan manusia antara lain: pneumonia, emfisema
paru-paru, asma, tuberkulosis dan lain-lain
·
Porifera dan coelenterata merupakan
contoh hewan-hewan sederhana yang melakukan pernapasan secara difusi langsung
melalui membran sel
·
Sebagian besar serangga bernapas
menggunakan trakea
·
Ikan bernapas dengan insang. Pertukaran
oksigen dan karbon dioksida pada ikan berlangsung pada saat ekspirasi
·
Katak bernapas dengan insang ketika
masih berupa berusdu. Katak dewasa bernapas dengan paru-paru saat berada di
darat dan bernapas dengan kulit saat berada di air
·
Paru-paru reptil terdapat di dalam
rongga dada yang sudah dilingdungi oleh tulang rusuk
·
Mekanisme respirasi burung pada saat
terbang yaitu menggunakan kantung udara, sedangkan pada waktu burung sedang
istirahat menggunakan paru-paru
Sistem Pernapasan Manusia
by
Ayu Laila Fitriyani
on
Januari 13, 2013
Setiap makhluk hidup pasti bernapas. Pernapasan atau respirasi sendiri adalah pertukaran gas antara makhluk hidup (organisme) dengan...